Pameran “Sambeyang Rame”: Gotong Royong Lestarikan Arsitektur Tradisional Sumsel

Pameran “Sambeyang Rame”: Gotong Royong Lestarikan Arsitektur Tradisional Sumsel--Reza

KORANPAGARALAMPOS.COM - Kekayaan arsitektur tradisional Sumatra Selatan kembali menjadi sorotan lewat pameran “Sambeyang Rame” yang digelar Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VI bekerja sama dengan Universitas Sriwijaya (Unsri).

Selama tiga hari, 7–9 November 2025, Atrium OPI Mall Palembang akan menjadi ruang dialog budaya yang mengajak masyarakat mengenali, memahami, dan mencintai warisan arsitektur daerahnya sendiri.

Pameran ini mengusung semangat Sambeyang Rame, istilah lokal yang bermakna gotong royong atau saling bahu membahu.

Filosofi ini menjadi pesan utama bahwa pelestarian warisan budaya tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan perlu kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat.

BACA JUGA:Ahlan Zohran

Menurut Kepala BPK Wilayah VI, Kristanto Januardi, S.S., M.M., kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya pelindungan warisan budaya sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Salah satu bentuknya adalah publikasi dan diseminasi informasi kepada masyarakat melalui pameran.

“Arsitektur tradisional merupakan hasil pemikiran luhur yang diwariskan turun-temurun.

Di balik bangunan yang megah, ada filosofi dan kearifan lokal yang patut dijaga antargenerasi,” ujar Kristanto.

Dalam pameran ini, pengunjung dapat menikmati sembilan miniatur rumah tradisional dari berbagai suku di Sumatra Selatan.

BACA JUGA:Jaga Kualitas dan Integritas dalam Pelayanan Publik

Di antaranya Ghumah Baghi dari Suku Basemah, Lamban Tuha dari Suku Ranau, serta rumah panggung khas hulu seperti Lamban Cara Ulu dan Lamban Ulu Ogan.

Tak ketinggalan, maket bangunan cagar budaya dari Musi Banyuasin seperti Rumah Putih Pintu Gribik, Rumah Batu, dan Rumah Panggung, yang menjadi simbol perpaduan arsitektur lintas zaman.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan