Pameran “Sambeyang Rame”: Gotong Royong Lestarikan Arsitektur Tradisional Sumsel

Pameran “Sambeyang Rame”: Gotong Royong Lestarikan Arsitektur Tradisional Sumsel--Reza

Menurutnya, rumah tradisional tidak hanya sekadar bangunan, tetapi juga cerminan dari hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya.

BACA JUGA:Jalan Setapak RT 10 Rebah Tinggi Longsor

“Produk arsitektur tradisional di Sumsel tidak bisa dilihat dari batas administratif, melainkan dari batas budaya.

Misalnya, Rumah Baghi milik Suku Basemah bisa ditemukan di Pagaralam, Lahat, hingga Empat Lawang,” jelasnya.

Iwan menambahkan, di Sumatra Selatan terdapat sembilan rumah adat dari sembilan suku, dan pameran ini diharapkan menjadi titik awal untuk memperkenalkan kembali kekayaan tersebut kepada masyarakat luas.

“Rumah tradisional di Sumsel bukan hanya Rumah Limas. Potensinya sangat banyak dan kaya nilai.

BACA JUGA:Wadah ASN Tingkatkan Profesionalisme dan Integritas

Melalui kegiatan seperti ini, kita menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal sejak dini,” ujarnya.

Melalui “Sambeyang Rame”, masyarakat diajak memahami bahwa rumah tradisional bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi juga pelajaran tentang bagaimana nenek moyang menyesuaikan hunian dengan alam dan kebutuhan hidup.

“Warisan budaya bukan hanya soal kebanggaan masa lampau, tetapi juga jati diri kita sebagai bangsa,” tutup Kristanto.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan