Ekonom CORE Usulkan 2 Kebijakan agar Hilirisasi Tidak Ganggu Neraca Perdagangan

Ekonom CORE Usulkan 2 Kebijakan agar Hilirisasi Tidak Ganggu Neraca Perdagangan--Net

Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, kebijakan hilirisasi pemerintah mulai memberikan manfaat positif terhadap neraca perdagangan Indonesia. 

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus perdagangan pada November 2023 mencapai 2,41 miliar dollar Amerika Serikat (AS).  Sementara itu, surplus akumulatif periode Januari-November 2023 mencapai 33,63 miliar dollar AS.

Terkait hal itu, Faisal mengusulkan dua hal agar kebijakan hilirisasi tidak mengganggu neraca perdagangan.

BACA JUGA:Pastikan Kesiapan Pemilu Aman

Pertama, pemerintah harus menentukan sektor hilirisasi prioritas.

Menurutnya, Indonesia memiliki segudang potensi hilirisasi, mulai dari sektor energi, perikanan, pertanian, hingga kehutanan. 

Namun, kata dia, kalkulasi pasar dan permintaan harus menjadi pertimbangan utama dalam menentukan sektor apa yang akan menjadi senjata andalan Indonesia.

BACA JUGA:Kolaborasi Strategis BAZNAS dan Pemerintah Kota Pagar Alam

“Kalau satu komoditas dijadikan produk, tapi permintaan pasarnya malah sedikit, itu berarti gagal hilirisasinya,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (6/1/2024).  

Faisal mengatakan, nikel dan electric vehicle merupakan salah satu komoditas yang paling menjanjikan karena ada kalkulasi market dan permintaan. 

“Jadi, kita harus menentukan hilirisasi prioritas, tidak bisa semuanya bersamaan,” ungkapnya. 

BACA JUGA:Bunuh Diri

Kedua, pemerintah harus siap bertarung di arena politis melalui platform diplomasi perdagangan.  Faisal mengatakan, hilirisasi seperti memberikan restriksi atau proteksi terhadap suatu komoditas. Oleh karenanya, terdapat kemungkinan negara lain memberikan respons serupa kepada Indonesia.

“Setiap ada hilirisasi, pasti ada larangan ekspor. Nah, di situlah harus ada kesiapan trade diplomacy,” ungkapnya.  

Tag
Share