Tradisi Perkawinan Suku Biak, Dari Mamwibori hingga Mangiwang!
Tradisi Perkawinan Suku Biak, Dari Mamwibori hingga Mangiwang!--
KORANPAGARALAMPOS.CO - Papua adalah salah satu provinsi paling besar yang ada di Indonesia dan terletak di wilayah timur Indonesia. Selain memiliki alam yang melimpah, Papua juga kaya akan kebudayaan serta tradisinya.
Meskipun zaman telah berubah dan modernisasi terus berkembang, banyak elemen tradisional dalam perkawinan Suku Biak tetap dipertahankan hingga sekarang.
Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi berbagai tahap dalam tradisi perkawinan Suku Biak dan memahami keunikan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
1. Tahap Persiapan
Sebelum acara perkawinan dilangsungkan, ada beberapa tahap persiapan yang harus dilakukan. Salah satu yang paling penting adalah "mamwibori," yaitu prosesi lamaran yang dilakukan oleh pihak keluarga pria.
BACA JUGA:Spot-spot Populer yang Ditawarkan Jika Berwisata ke Wonosobo. Ini Tempat-tempatnya!
Dalam mamwibori, keluarga pria membawa berbagai barang sebagai tanda keseriusan dan penghormatan kepada keluarga wanita. Barang-barang ini biasanya berupa kain tradisional, perhiasan, dan hasil bumi seperti sagu dan kelapa.
Selain mamwibori, ada juga tahap "manseren," yaitu pertemuan antara kedua keluarga untuk membahas rencana pernikahan secara detail.
Pada tahap ini, mereka menentukan tanggal pernikahan, lokasi, serta detail lainnya.
Semua keputusan diambil melalui musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama.
BACA JUGA:7 Desa Wisata di Yogyakarta yang Memberikan Pengalaman Budaya dan Alam yang Menakjubkan!
2. Upacara Adat
Pada hari pernikahan, dilaksanakan upacara adat yang disebut "mangiwang." Upacara ini adalah inti dari seluruh rangkaian tradisi perkawinan Suku Biak.
Mangiwang dimulai dengan prosesi adat yang melibatkan kedua mempelai dan keluarga mereka. Mempelai pria dan wanita akan mengenakan pakaian adat yang indah dan berwarna-warni, lengkap dengan aksesori tradisional.