Sistem perkawinan yg dianut oleh Desa Tenganan adalah sistem parental, yg ialah perempuan serta dalam keluarga mempunyai derajat yang sama serta berhak menjadi pakar waris.
Sistem inilah yg mengakibatkan desa ini terdiri dari penduduk asli desa setempat.
Tradisi
Daya tarik dari Desa Bali Aga satu ini artinya tradisi mengembangé-karé atau lebih dikenal menggunakan 'perang pandan'.
BACA JUGA:Sejarah Suku Betawi, Serta Karakteristik Kepercayaan dan Kebudayaan yang Mempengaruhinya
Ritual ini adalah suku dari prosesi upacara Ngusaba Sambah yang digelar setiap bulan Juni yg berlangsung selama 30 hari.
Tradisi mekaré-karé akan dilakukan sebanyak dua sampai 4 kali dan akan dihaturkan sesajen pada leluhur saat pelaksanaan berlangsung.
Ritual ini diikuti oleh para lepria mulai asal anak-anak sampai orang tua. wahana yg digunakan pada tradisi ini adalah daun pandan sepanjang 30 sentimeter dan tameng.
Luka yg didapatkan asal daun pandan akan dibalur dengan penawar yg terbuat asal ramuan umbi-umbian. Tradisi mengembangé-karé akan diiringi dengan gamelan Selonding.
BACA JUGA:Menjelajahi Asal-Usul Sejarah Suku Badui yang Tertutup dari Dunia Modernisasi Saat ini!
2. Desa Sidetapa
Sejarah serta Lokasi
Desa Bali Aga ketiga merupakan Desa Sidetapa yg didirikan sekitar tahun 785. masyarakat desa tersebut terbagi menjadi 3 kelompok atau bagian berdasarkan kasta, yakni Pasek, Patih, serta Batur.
Sebelum menjadi Desa Sidetapa, desa tersebut dulunya bernama Desa Gunung Sari Munggah Tapa. Lokasi Desa Sidetapa ada pada Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, kota Bali.
BACA JUGA:Membuka Tabir Misteri dan Sejarah Suku Butong, Ada Apa Aja?
Karakteristik khas