Rumah rakyat Desa Trunyan umumnya tidak menggunakan pola Sanga Mandala atau pola natah pada tengah pekarangan yang dikelilingi sang beberapa bale.
Karakteristik khas tempat tinggal rakyat desa ini dijadikan satu unit massa tunggal atau tidak dipecah. Meskipun dijadikan satu unit, fungsi-fungsi tersebut seharusnya terdapat di rumah tradisional Bali Aga tetap terwadahi.
BACA JUGA:Menakjubkan! Ternyata Ini Sejarah Suku Kubu di Indonesia, Habitat Tradisional di Pedalaman Sumatera
Tradisi
Tradisi spesial asal Desa Trunyan ialah pemakaman yg tidak sinkron berasal desa lainnya. Jenazah pada desa ini hanya diletakkan pada bawah Taru Menyan menggunakan dipagari anyaman bambu dan ditutupi menggunakan kain putih.
Meski diletakkan pada alam terbuka, jenazah tidak menimbulkan bau busuk bahkan tidak dihinggapi lalat, ulat, serta hewan lainnya.
Hal ini disebabkan oleh pohon kayu Menyan yg mengeluarkan aroma harum dan mampu menyamarkan bau busuk yang dihasilkan jenazah.
BACA JUGA:Serem Yah! Ternyata Ini Sejarah Suku Kubu di Indonesia, Ada Apa?
Kuburan pada Desa Trunyan sendiri terbagi menjadi 3 jenis sesuai jenis kematian. jika mati secara wajar, telah menikah.
Dan anggota tubuh lengkap akan dimakamkan secara Mepasah (diletakkan di bawah Taru Menyan) pada Sema Wayah.
Kemudian, Jika kematian ditimbulkan oleh hal yang tidak masuk akal, seperti dibunuh, kecelakaan, atau bunuh diri akan diletakkan pada Sema Bantas.
Sedangkan penguburan bayi, anak kecil, maupun orang yg belum menikah akan dimakamkan di Sema muda.
4. Desa Cempaga
BACA JUGA:Menggali Sejarah Suku Maya yang Hilang
Lokasi
Desa Cempaga ialah desa yg berlokasi pada Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Desa ini memiliki dua dusun, yaitu Dusun Corot dan Dusun Desa.