Lukisan Aktivis
Disway--Disway
Ia tidak lagi meneruskan ilmu seni lukis. Di Queenaland ia ambil ilmu sosial.
BACA JUGA:Arab Saudi Sedang Terpuruk
"Saya ingin mengetahui masalah sosial yang begitu berat di Indonesia", katanya.
Di Queensland itu ia punya teman baik. Orang Australia. Si teman adalah seorang geolog yang unik. Ia merasa bersalah mengapa mendalami geologi yang ujung-ujungnya justru untuk merusak bumi.
Sejak itu si teman membeli tanah 100 hektare di bagian utara Australia. Ia berkebun. Ia menghidupkan tanah mati menjadi tanah subur: lewat biodynamic –hasil penelitiannya sendiri.
Di tanah 100 hektare itu si teman menanam segala macam buah dan holtikultura. Yos diajak aktif di pertanian di situ. Yos ikut mendalami tata cara menghidupkan tanah mati.
BACA JUGA:Hidupkan Kembali Nilai Sejarah Situs Megalith di Pagar Alam
Jadilah Yos seorang aktivis bumi. Ia ikut menyadari bahwa bumi kita ini sekarang lagi sakit. Terlalu banyak pupuk kimia dicekokkan ke bumi. Jadi pupuk sekaligus racun. Lama-lama racunnya yang menang: tanah pertanian kita pun mati.
Selain dapat ilmu menghidupkan tanah, Yos dapat istri di Australia. Wanita berdarah Lebanon. Punya satu anak.
Selama di Australia Yos tetap melukis. Ia menuangkan kecintaan pada bumi dan pertanian di kanvas lukisan.
Suatu saat Yos dapat kontrak untuk pemeran tunggal di Australia. Juga di galeri nasional. Di sana tiap daerah punya galeri nasional.
BACA JUGA:Berikan yang Terbaik, Tawarkan Pengalaman Menginap Nyaman
Menurut rencana, dari satu galeri nasional, lukisan Yos akan dipamerkan di galeri nasional lainnya di seluruh negeri. Tapi pameran pertamanya langsung heboh. Satu lukisannya dilarang dipamerkan. Media di sana mem-blow-up pembredelan itu. Nama Yos langsung top. Lukisannya diborong kolektor.
"Saya jadi kaya raya," katanya.
Lukisan yang dibredel itu dinilai terlalu mengandung erotika. Menurut Yos, alam tropis seperti Indonesia itu sendiri sudah sangat erotik. Apalagi wanitanya.