Bangsa besar dan beradab tinggi ini meninggalkan ratusan kompleks candi dan prasasti yang bertanggal Saka di kepulauan ini, dan tersebar di tiga perempat permukaan bumi, termasuk India dan Tibet.
Hal ini tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan di sekolah.
Sebelum masuknya agama Hindu dan Budha, masyarakat Jawa Kuno sudah menganut kepercayaan Kapitayan.
BACA JUGA:Tempat Bersemayam Dewa! Sejarah di Balik Keindahan Gunung Bromo
BACA JUGA:Sindiran Pemain Vietnam Do Duy Manh, Pemain Timnas Indonesia Witan Sulaeman Buka Suara
Mereka melantunkan Sanghyang Taya.
Ini adalah sesuatu yang hampa dan hampa yang tidak dapat dijelaskan atau dikaitkan dengan apapun.
Masyarakat Sunda sudah memuja kepercayaan Sunda Wiwitan, Sanghyang Rexha dengan kemauan dan niat.
Ini adalah agama monoteistik pertama di dunia.
BACA JUGA:Mengulik Sejarah Budaya Warisan Megalitikum Bori Kalimbuang Toraja
BACA JUGA:Warisan Kerajaan Sriwijaya! Ini Sejarah Candi Bumiayu di Pali
Ketika Mekkah belum dihuni manusia dan belum dimulainya pembangunan Ka'bah oleh Nabi Ibrahim, masyarakat nusantara sudah mengetahui cara beribadah kepada Tuhan.
Hal ini sering disalahartikan, padahal mereka disebut penganut dinamisme animisme, dituduh menyembah sayap kanan, lalu kafir.
Orang Nusantara tidak sebodoh itu dalam hal spiritualisme.
Mereka menghormati gunung, hutan, sungai, binatang, pohon, batu, dan lain-lain karena mereka percaya akan perwujudan Tuhan dalam segala sesuatu.
BACA JUGA:Fakta Sejarah Dibalik Candi Brahu Mojokerto