Mengulik Sejarah Budaya Warisan Megalitikum Bori Kalimbuang Toraja
Mengulik Sejarah Budaya Warisan Megalitikum Bori Kalimbuang Toraja-Net-Net
PAGARALAMPOS.CO - Tana Toraja adalah salah satu jejak peradaban megalitik di Nusantara.
Di Bori Kalimbuang, Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara, ada hamparan bebatuan khas zaman megalitikum yang ditancapkan di sebuah lahan.
Bori Kalimbuang diperkirakan telah ada sejak 1718, di mana menhir pertama didirikan pad 1657.
Untuk mencapainya, kamu hanya perlu berkendara sejauh 5 kilometer dari Rantepao, ibukota Toraja Utara, menuju Desa Sesean.
BACA JUGA:Warisan Kerajaan Sriwijaya! Ini Sejarah Candi Bumiayu di Pali
BACA JUGA:Pj Wako Buka Giat Amaliah Ramadhan 1445 H
Batu yang nampak sangat eksotis itu digunakan oleh penduduk untuk menghormati pemuka adat dan keluarga bangsawan yang telah berpulang.
Tradisi ini masih dipertahankan hingga saat ini oleh penduduk setempat.
Berada di antara puluhan bebatuan menjulang tinggi di Bori Kalimbuang Toraja Utara ini, seakan sedang menjadi bagian dalam kisah cerita Asterix dan Obelix, karena bebatuan lonjong yang menjulang tinggi ini sangat mirip bentuknya dengan bebatuan yang sering dipikul Obelix dalam kisah ceritanya.
Namun ternyata, hamparan bebatuan megalitikum yang ada di Bori Kalimbuang Sesean ini merupakan simbol demi menghormati pemuka adat atau keluarga bangsawan yang sudah meninggal.
BACA JUGA:Fakta Sejarah Dibalik Candi Brahu Mojokerto
BACA JUGA:Ajak Masyarakat Berpartisipasi dalam Pencegahan Stunting
“Penempatan batu-batu megalitikum atau banyak wisatawan mengenal menhir ini pun tidak bisa sembarangan, tapi harus melewati beberapa ritual adat terlebih dahulu. Bahkan, prosesnya bisa dibilang cukup panjang, karena harus menyiapkan upacara adat yang membutuhkan hewan kurban dalam jumlah tertentu, memilih batu dari gunung, memindahkan batu dan menancapkannya di lahan kompleks megalit,” kata Martinus, pengurus kawasan Bori Kalimbuang.
Yang unik adalah ketika prosesi ritual penancapan menhir yang dilakukan bersama-sama alias gotong royong sukarela oleh warga.