Gotong Royong dan Solidaritas, Kekuatan Komunitas dalam Perayaan Ritual Tiwah
Gotong Royong dan Solidaritas, Kekuatan Komunitas dalam Perayaan Ritual Tiwah--
BACA JUGA:Berikan Bantuan Korban Terdampak Banjir
Ritual Tiwah adalah perayaan yang berlangsung selama berhari-hari. Dimulai dengan prosesi pemindahan jasad ke tempat pemakaman yang disebut "liang," kemudian diikuti dengan berbagai upacara seperti ngulit semayam (mengelupas kulit kayu) dan menyalakan lilin.
Simbolisme dan Kearifan Lokal
Setiap tahapan dalam Ritual Tiwah dipenuhi dengan simbolisme yang kaya.
Misalnya, ngulit semayam adalah simbol pembebasan roh dari ikatan duniawi.
BACA JUGA:Jaga Stabilitas Harga, Tingkatkan Daya Beli Masyarakat
Begitu juga dengan penggunaan lilin yang melambangkan cahaya yang membawa roh ke alam lain.
Pentingnya Solidaritas dan Gotong Royong
Ritual Tiwah juga menjadi momentum bagi Suku Dayak untuk memperkuat solidaritas dan gotong royong di antara anggota komunitasnya.
Selama pelaksanaan, semua anggota suku terlibat aktif dalam membantu proses persiapan dan pelaksanaan, menunjukkan kebersamaan yang kuat.
BACA JUGA:Jaga Stabilitas Harga, Tingkatkan Daya Beli Masyarakat
Pelestarian dan Tantangan
Meskipun Ritual Tiwah dijalankan secara turun temurun, tantangan modern seperti urbanisasi dan perubahan budaya membawa tantangan tersendiri bagi pelestariannya.
Namun, kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya ini semakin menguat, dengan upaya-upaya untuk mempertahankan keaslian dan relevansinya dalam konteks zaman sekarang.
Ritual Tiwah adalah salah satu dari banyak contoh kekayaan budaya Indonesia yang patut diapresiasi.