Sayap Ekonom

Disway--Pagaralam Pos

Saat kehilangan pekerjaan itu Basuki menemui saya. Ingin bekerja di Jawa Pos. Saya terima. Saya ingin punya pengasuh rubrik Hongsui --untuk menarik minat pembaca Tionghoa.

Dua tahun kemudian Liberty mengalami kesulitan. Investasi besar ternyata tidak menjamin sukses. Goh Tjing Hok menemui saya: menyerahkan Liberty-nya. Kwik dan Junaidi Joesoef sudah tidak mau lagi meneruskan investasinya.

Tentu saya tidak tahu internal Liberty. Yang tahu adalah Basuki yang dalam keadaan bertengkar dengan Goh Tjing Hok. Itu berarti saya harus merukunkan Goh Tjing Hok dan Basuki. Ternyata mereka bisa rukun kembali. Basuki pun saya tugaskan memimpin kembali Liberty --sampai ia meninggal dunia.

Berarti Kwik pernah tertarik bisnis media. Atau Junaidi yang merayunya untuk ikut menangani Liberty. Yang jelas Kwik adalah penulis yang andal. Tulisannya tajam. Apalagi kalau lagi menguliti konglomerat. Ia sampai menciptakan istilah yang kemudian sangat populer: konglomerat hitam.

BACA JUGA:Komitmen Lapas Pagar Alam untuk Pemasyarakatan Profesional

Kwik hampir selalu menulis untuk harian Kompas. Tulisannya sangat ditunggu pembaca.

Sebagai aktivis sejak masih pelajar tidak ayal kalau Kwik akhirnya terjun ke politik. Ia masuk PDI bersamaan dengan Megawati Soekarnoputri. "Tahun 1994", katanya pada saya enam bulan lalu.

Laksamana Sukardi dalam tulisannya kemarin menyebut masuk PDI tahun 1991. Hampir satu masa dengan Kwik. Sekitar itu.

Kwik dan Laks seperti menjadi darah baru bagi PDI --menjadi sayap intelektual-ekonom di dalam partai. Level PDI pun seperti naik tinggi di kalangan terpelajar.

Saat Megawati mendirikan PDI-Perjuangan keduanya ikut Mega. Harapan Kwik: Mega akan mengibarkan ekonomi kerakyatan --ideologi ekonomi Kwik Kian Gie. Juga sesuai dengan citra yang dikembangkan Mega bahwa PDI-Perjuangan adalah partainya wong cilik.

BACA JUGA:Cegah Gangguan Kamtibmas di Kawasan Wisata

Kwik pun kecewa. Berat sekali. Ketika Megawati menjadi presiden tidak satu pun ekonom PDI-Perjuangan masuk dalam jajaran tim ekonomi kabinet.

Tim ekonomi Megawati --kata Kwik-- justru dikuasai Mafia Berkeley --julukan untuk ekonom pro Amerika lulusan University of California Berkeley.

Bahwa Kwik dan Laks akhirnya masuk kabinet itu semacam "kecelakaan": Rencana menghapus Bappenas dan kementerian BUMN tidak jadi. Kwik pun jadi Ketua Bappenas, Laks jadi menteri BUMN.

Setelah di dalam kabinet pun Kwik tetap bersuara kritis. Ia seperti tokek di kolam cicak. Kwik tidak takut diberhentikan. Menurut Laks, banyak orang menjadi kritis karena tidak kebagian "jatah". "Pak Kwik tetap kritis meski pun sudah di dalam," ujar Laksamana Sukardi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan