PIK2 Brigit

Disway--Disway

Maka tokoh seperti Dr Monica dari Bandung mengusulkan susu diganti daun kelor. Anda masih ingat Dr Monica: yang mencetuskan ide transfusi konvalesen saat Covid-19 dulu.

BACA JUGA:Gagal Menang, Pep Guardiola Ngamuk

Saya pernah beberapa kali minum kelor. Yakni daun kelor yang sudah dikeringkan. Sudah dijadikan bubuk lembut. Lalu dimasukkan ke air satu gelas. Diaduk.

Rasanya: saya tidak bisa membayangkan ekspresi anak-anak sekolah itu ketika meminumnya. Apalagi kalau tiap hari.

Mungkin kelor itu harus diwujudkan dalam bentuk lain. Mungkin Anda tahu bentuk apa yang bisa diterima anak sekolah. Kue?

Machmud mengusulkan susu spirulina. Protein yang terkandung dalam susu, katanya, ada di spirulina. Masih lebih kaya lagi.

BACA JUGA:Pentingnya Kontribusi Masyarakat Untuk Pembangunan Tepat Sasaran

Kelor maupun spirulina sama-sama hasil dari bumi Indonesia sendiri.

Di penutupan hari pertama Senin sore saham OBAT naik 24 persen menjadi Rp 436/saham. Anda sudah tahu: Machmud melepas 28 persen saham perusahaan ke publik.

Di BEI itu saya jadi bertemu para direksi dan komisaris PT Bangun Kosambi Sukses yang juga IPO hari itu. Termasuk anak-anak Aguan, pemilik grup Agung Sedayu yang jadi pengelola perusahaan itu.

Maka dari BEI saya ke PIK2. Hanya dengan sopir. Saya ingin tahu kawasan yang di-IPO-kan bersamaan dengan PT Brigit itu.

BACA JUGA:Kepergok Warga, Pemulung Tertangkap Curi Tabung LPG 3Kg

Saya memang pernah ke tiga pulau reklamasi di PIK, tapi belum pernah menyeberangi jembatan yang menuju CBD PIK2.

Kawasan di pantai utara kecamatan Kosambi itu terlihat akan jadi bintang baru Jakarta. Meski Jakarta tidak akan lagi jadi ibu kota lagi perkembangannya tetap menggiurkan: terus membesar. Melebar. Meraksasa.

Di CBD PIK2 (Central Business District Pantai Indah Kapuk 2) itu akan dibangun convention center seluas 40 hektare. Ini sangat menarik karena lokasinya yang dekat Bandara Cengkareng. Ada tol baru pula ke kawasan itu.

Tag
Share