Habib Bola
Disway--Disway
Setelah itu ia tidak ke mana-mana: fokus sebagai pemain sepak bola. Mulai dari Niac Mitra junior sampai menjadi pemain utama di level senior.
BACA JUGA:Tips Penting Sebelum Menggunakan Mobil Matik CVT untuk Libur Akhir Tahun, Ini Dia Tips Nya!
Begitu ayahnya meninggal –dan Mamak harus mewarisi semua peninggalan sang ayah– ia mendalami agama lebih keras.
"Dalam hal kealiman, mana yang lebih alim: Anda atau adik Anda itu," tanya saya sambil menunjuk adiknya yang lagi memimpin bacaan Surah Yassin di rangkaian tahlil itu.
"Sekarang ia masih lebih alim. Tapi tidak lama lagi bisa saya selip," jawabnya.
Rupanya Mamak benar-benar ingin fokus bertransformasi dari bintang lapangan sepak bola ke panggung agama.
BACA JUGA:Buset! Koin Kuno Rp1000 Gambar Kelapa Sawit Bisa Jadi Mobil Xpander, Begini Caranya!
Tidak. Rupanya tidak harus begitu. Mamak tidak akan bisa sepenuhnya meninggalkan sepak bola.
Di acara itu misalnya, ia sudah pakai kopiah putih, sorban hijau dan baju gamis panjang, tapi rambutnya masih ia biarkan keriting memanjang sampai dekat bahu. Dan baju Arab-nya masih dibungkus dengan jas hitam. Itu bukan jas biasa. Di lengannya tertempel lambang PSSI. Pun di bagian dadanya.
Mamak Alhadad memang legenda sepak bola. Saat menjadi pemain Niac Mitra, tim itu juara Galatama. Sampai tiga kali atau empat kali. Masih ditambah juara berbagai turnamen. Ia satu angkatan dengan pemain impor David Lee dan Fandi Ahmad. Juga dengan pemain lokal seperti Hanafing, Rudy Keltjes, dan Djoko Malis.
Yang membuat publik bola sangat simpati padanya adalah: ia tipe pemain yang setia. Sepanjang karirnya Mamak hanya bermain untuk satu klub: Niac Mitra.
BACA JUGA:Kenapa Motor Matik Tidak Menggunakan Rantai? Ini Dia Penjelasannya!
Ketika bintang lain pindah ke klub lain Mamak tetap di Niac Mitra. Ketika ia dirayu dengan bayaran lebih tinggi pun tekadnya tetap di Niac Mitra.
Acara haul kemarin itu sendiri adalah bagian dari ''warisan'' yang harus diterima Mamak. Setelah ayahandanya meninggal, Mamaklah yang setiap tahun harus melaksanakan haul itu.
Acara itu sudah jadi agenda tahunan. Tanpa ada undangan pun orang berdatangan. Pun kerabat dan santri dari Tarim di Hadramaut sana. "Tahun ini yang datang dari Tarim tujuh orang," ujar Mamak.