Mayasari Tempe

Disway--Pagaralam Pos

Sawah milik satu petani suami Mayasari ini hampir 1000 hektare. Tanahnya cocok untuk kedelai. Diselang-seling waktunya dengan jagung

Untuk memanen kedelai 15 hektare itu hanya perlu tiga orang. Pakai mesin besar. Batang-batang kedelai dibabat. Batang dan isinya masuk mesin di alat itu. Diproses di dalam mesin. Keluar dari mesin sudah berbentuk kedelai.

Lien yang sedang mendalami databur Quran ikut mendengar cerita itu. Kapan Lien menyelesaikan disertasi tentang tadabur Quran?

Kami harus pindah dari resto yang padat itu. Cari cafe. Ngobrol dilanjutkan ke kafe. Lebih serius. Kami bicara soal apa yang bisa disumbangkan dari studi tadabur untuk kemanusiaan masa depan. Juga tentang apakah akhlak yang baik itu bisa dimonopoli satu agama.

BACA JUGA: Resep Dorayaki Matcha yang Lembut Manis dan Harum Untuk Camilan Cobain?

Lien masih lama di Chicago. Beasiswanyi memang sembilan tahun. Saya kembali ternganga. Sembilan tahun. Baru dapat gelar doktor. Bukan 18 bulan.

Untungnya sang suami bisa dapat pekerjaan di Chicago. Secara legal. Dapat izin kerja. Ternyata suami-istri ini juga kangen tempe. Jamal beberapa kali membuat tempe. Pakai air kran.

"Menurut saya sih enak. Tapi kan tidak ada pembandingnya," ujar Jamal.

Kini ia punya pembanding. Maya memberinya tempe hasil dari pabriknyi yang di Indiana.

BACA JUGA: Resep Kue Cubit Tabur Cokelat, Camilan Murah Enak dan Gampang Dibuat?

Oleh-oleh tempe itu tidak hanya untuk Lien. Saya juga diberi oleh-oleh keripik tempe. Satu pack –ukuran tiga kali Indomie. "Untuk dimakan di pesawat," katanyi. "Seenak tempe Bogor".

Satu bungkus itu, di Amerika, dijual dengan harga 5 dolar.

Di pesawat saya kepikiran: saya makan sampai habis atau saya sisakan untuk perusuh Disway yang akan kumpul di Surabaya?(Dahlan Iskan)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan