Pintu Perang Dunia III, Terbuka!

Pintu Perang Dunia III, Terbuka!--Net

Sebagai simbol utama "paguyuban" masyarakat dunia, "peremehan" terhadap PBB, bisa sangat berbahaya. Titik puncak memarjinalkan PBB,  membuat kawan-kawan Israel malah akan menjauh (kecuali AS). Tak ada lagi payung hukum perselisihan antar-bangsa. "Viviere pericoloso". Dunia memasuki tahun berbahaya.

Tak satu pun "welfare state", atau "nation state" yang menginginkan PBB bubar.  Hanya karena membela satu negara. PBB telah banyak berperan dalam perdamaian dunia, dengan berbagai stratifikasi, dan  kesulitan yang bervariasi. Masyarakat dunia akan mengatakan, ini "gila".

Di tengah situasi yang sangat berbahaya dan multi-kompleks saat ini. Pilihannya hanya dua. Sikap AS memaksa Israel ke meja perundingan yang bermartabat, atau membiarkan eskalasi terus menjelang tanpa bisa dihentikan lagi. Hingga akhirnya fatalistik.

BACA JUGA:4 Makanan Khas Pontianak yang Layak Dicoba Saat Berkunjung!

Menyalahkan Sekjen PBB Antonio Gutteres dilakukan, setelah menyalahkan badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNWRA). Sangat 'hyperbol', dan berlebihan. UNWRA yang dibentuk tahun 1949, dituding telah disusupi anggota Hamas. Analogi lain untuk untuk pembenaran, tewasnya 42.000-an sipil Palestina di Gaza, semata-mata untuk menyasar Hamas.

Israel, juga menuduh Mahkamah Internasional (International Court Justice), sebagai Lembaga yang anti-semit dan bias. Hal itu setelah ICJ memerintahkan penangkapan sejumlah pemimpin Israel (seperti dikutip "The Guardian"). 

Tiga hal ini telah memberi stigma pada masyarakat dunia. Bahwa lembaga-lembaga dunia yang terhormat (PBB, UNWRA, ICJ), telah "dikangkangi", dan tak berdaya menghadapi "keperkasaan" Israel. Modal dunia tinggal satu, meminta tolong kepada AS untuk bisa mengendalikan Israel. Sulit! Karena berkaitan dengan kuatnya diaspora Yahudi di AS.

Satu hal yang sangat berbahaya saat ini, adalah kemungkinan penggunaan senjata mematikan. Baik oleh Iran, maupun Israel. Kedua negara ini memiliki senjata nuklir.

BACA JUGA:Menelusuri Keindahan Alam Kalimantan: 5 Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi!

Iran, seperti diakui oleh Badan Nuklir Internasional (IAEA), kini tengah memperkaya uranium hingga 60 persen. Jumlah itu, hanya sedikit di bawah level pembuatan nuklir ((hampir jadi). Apakah Israel akan menyerang?

Menyadari kepentingan geopolitiknya, Iran terus mengumpulkan cadangan uranium (bahan baku nuklir) dalam jumlah besar. Iran tahu sedang berhadapan dengan kekuatan "unlimited", yang di sekitarnya penuh "ranjau"  .

Sementara Israel, diperkirakan memiliki 90-an senjata nuklir dan Bom neutron yang mampu diluncurkan lewat: rudal, pesawat terbang, maupun kapal selam. Meskipun tidak membantah dan mengiyakan, diyakini Israel punya kemampuan itu.

Kemarahan Iran yang tartahan, sejak tewasnya jenderal-jenderal Iran oleh Israel dan AS: Jenderal Qasem Soleimani (tewas di Baghdad 2020), Brigjen Mohammed Reza Zahedi (Damaskus 2024), dan Brigjen Abbas Nilforoushan (Beirut 2024), tentu memunculkan satu tekad pembalasan dendam.

BACA JUGA:Keindahan Tersembunyi di Purwakarta, 6 Destinasi Yang Menarik Untuk Kalian Singgahi!

Balas dendam, yang dalam bahasa Persia (Iran) disebut "Inteqam" adalah satu keniscayaan. Meski istilah ini juga dipakai dalam bahasa Urdu dan Hindi, namun secara semantik, "inteqam"  berasal dari rumpun bahasa Arab.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan