Operasi Tulang Belakang, Yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Memutuskan
Jenis-jenis Operasi Tulang Belakang--net
Baik operasi dekompresi maupun operasi stabilisasi bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan memperbaiki kelumpuhan akibat tekanan pada saraf tulang belakang. Berikut penjelasannya:
Operasi Dekompresi
BACA JUGA:10 Manfaat Luar Biasa Minyak Ikan Untuk Kesehatan Anda
Operasi dekompresi bertujuan untuk mengurangi tekanan pada saraf tulang belakang dengan cara menghilangkan bagian tulang belakang yang menekan saraf.
Jenis operasi dekompresi meliputi:
1. Laminotomi:
Memotong sebagian lamina (bagian belakang tulang belakang) untuk meredakan tekanan pada saraf tulang belakang.
BACA JUGA:Manfaat Kesehatan Tubuh Dari Jogging Di Sore Hari, Mengapa Ini Penting?
2. Laminektomi:
Mengangkat seluruh lamina untuk mengurangi peradangan akibat tekanan pada saraf tulang belakang.
3. Disektomi:
Menghilangkan bagian cakram tulang belakang yang tidak normal atau mengalami herniasi untuk mengurangi tekanan pada saraf tulang belakang.
BACA JUGA:Makan Dulu Atau Olahraga Dulu, Perdebatan Tentang Urutan Yang Lebih Baik Untuk Kesehatan Dan Performa
Operasi Stabilisasi
Operasi stabilisasi bertujuan untuk menstabilkan posisi tulang belakang agar tidak menimbulkan tekanan kembali pada saraf tulang belakang. Jenis operasi stabilisasi meliputi:
1. Fusi tulang belakang:
Menggabungkan ruas tulang belakang yang terpisah untuk mencegah gerakan yang bisa menekan saraf tulang belakang.
BACA JUGA:Risiko Kesehatan Dari Tato Permanen, Mengenal 7 Bahaya Bagi Kulit Dan Tubuh
2. Vertebroplasti:
Menyuntikkan zat seperti semen ke tulang yang patah untuk mengembalikan stabilitas dan bentuk tulang belakang.
3. Kifoplasti:
Memperluas tulang yang patah dengan balon sebelum menyuntikkan zat untuk memperkuat struktur tulang.
BACA JUGA:Manfaat Merendam Kaki Dengan Air Garam, Solusi Sederhana Untuk Kesehatan Kaki
Tujuan dan Indikasi Operasi Tulang Belakang
Operasi tulang belakang bukan tindakan medis gawat darurat,
tetapi sebaiknya dipertimbangkan jika pasien mengalami gejala seperti nyeri yang tidak mereda setelah pengobatan non-bedah atau kelumpuhan pada lengan atau tungkai.