Hari ini, Tiga Dekade Lalu

Ilustrasi--Net

Tidak ada pilihan, insan pers, setelah enam bulan pem-'breidelan', mesti menerima perubahan yang ditawarkan. Hanya saja, kembali pada Thurlow, jika ingin berhasil kembali pada titik awal, maka terimalah "hidangan" yang tersedia saat ini. 

Idealisme pers, setelah peristiwa 21 Juni 1994, memang terasa "hambar", seperti sayur tanpa garam. Media baru pengganti MBM TEMPO & MBM EDITOR: GATRA dan TIRAS, tidak lagi sebebas sebelumnya.

Sebagai 'journalist' yang ikut dalam pernak pernik sejarah perubahan pers di Tanah Air, tentu "tahu diri", tak juga ingin 'bunuh diri' (suicide). 

BACA JUGA:Sinopsis Oma The Demonic, Film Horor yang Dibintangi Karina Nadila

Idealisme tetap dijaga, walau berat sekali untuk itu. Kami hanya menganggap, bahwa idealisme baru, tengah berada dalam "perjalanan", dan tak lama lagi akan sampai ke 'tujuan'.

Hari ini, 21 Juni 1994. Hari ini, 21 Juni 2024. Tepat 30 tahun kenangan menjadi "pengangguran", kembali menyeruak ke muka. Masa-masa kelam pers Indonesia yang hanya bertahan empat tahun, berakhir. The Dream Come True", seperti terbangun dari mimpi. 

Tahun 1998, terjadi Perubahan politik.

Pemerintahan baru, ketika itu mereformasi UU Pokok PERS. "Datar bagai lantai papan, licin bagai dinding cermin".

BACA JUGA:Sinopsis Summer Time Rendering, Anime Misteri Adaptasi Manga

Keputusan yang adil. Pemerintah baru, menghapus SIUPP yang mengekang kebebasan Pers. MBM Tempo kembali terbit, Tabloid Detik menjadi "Detik", dalam bentuk "digital", sementara MBM EDITOR, tak terbit lagi. Hari itu (21 Juni 1994), kita "menangis". Namun tak boleh larut. Hari ini kita tertawa. Tapi, idealisme jangan pernah lapuk, oleh zaman. (*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan