Sekolah Duduk

Sabtu 13 Jan 2024 - 15:41 WIB
Reporter : Thom Yorke
Editor : Thom Yorke

BACA JUGA:5 Manfaat Unik Ikan Teri, Salah Satunya Bagus Buat Diet

Dan memang dua anak inilah yang kini memimpin pengajian Sekumpul di masjid keluarga, Ar-Raudah, Martapura. Dua-duanya hafal Quran.

Saya ke masjid itu tahun lalu: lagi ditutup. Untuk dipugar. Kini menjadi masjid yang sangat besar dan megah. Yang di sekitarnya –sayangnya– penuh dengan pedagang segala macam barang. Masjid itu sampai tidak terlihat dari jalan raya.

Pihak keluarga Tuan Guru tidak punya wewenang mengatur lingkungan di luar masjid. Bahkan itu dianggap sebagai berkah dari Tuan Guru –sudah meninggal pun memberi rezeki kepada begitu banyak orang.

Masjid itu selalu penuh dengan peziarah. Apalagi di saat haul seperti besok malam. Sejak dua hari sebelumnya pun sudah ada yang menggelar sajadah di dekat masjid. Kian dekat ke saat haul, kian jauh sajadah digelar.

BACA JUGA:Senjata Tradisional Khas Pagaralam yang Cukup Populer, Salahsatunya Kudok Betelugh!

Masih beruntung kalau bisa menggelar sajadah di mal Martapura Plaza. Lokasi mal itu sekitar 2 km dari masjid. Selebihnya hanya bisa menggelar sajadah di jalan-jalan, di halaman-halaman rumah penduduk, di emper-emper toko dan seterusnya.

Sekali setahun satu-satunya mal di Martapura itu jadi masjid. Penuh jamaah yang salat dan tahlil.

Tahun lalu Sandiaga Uno datang ke acara haul ke-18. Menteri Pariwisata itu harus jalan kaki 5 km. Untung ia seorang pelari maraton.

Sekumpul adalah nama kampung di tengah kota Martapura. Saat Tuan Guru Sekumpul masih hidup, pengajiannya selalu dihadiri puluhan ribu orang. Seminggu sekali. Ceramah itu disampaikan dalam bahasa Banjar campur Indonesia.

BACA JUGA:Pentingnya Gizi Seimbang! Ini 5 Manfaat Kurma Sebagai Bagian dari Kesehatan Ibu Hamil

Beliau sendiri memang keturunan ulama besar. Pun kakeknya-kakek. Delapan turunan ke atas adalah seorang ulama besar di Kalsel: di Makkah dikenal sebagai Al Banjari.

Tuan Guru Sekumpul sendiri diakui sebagai ulama terbesar di Kalsel. Dipercaya sebagai Wali. Muhibin juga percaya Tuan Guru sering didatangi Nabi Muhammad.

Masuklah resto masakan lokal di Kalsel: selalu ada foto besar beliau. Bahkan di beberapa toko atau resto milik orang Tionghoa. Pun sampai di Kaltim dan Kalteng.

Beda dengan Sang Ayah dua anak Tuan Guru tidak pernah sekolah ke Makkah. Sekolah formal di Kalsel pun tidak. "Beliau berdua Sekolah Duduk," ujar sahabat Disway di sana.

BACA JUGA:Selain Kudok, Ternyata Senjata Tradisional ini Khas Sumsel, Simak Senjata Apakah Itu

Kategori :

Terkait

Jumat 22 Nov 2024 - 20:12 WIB

Perkuat Tugas dan Fungsi Saber Pungli

Jumat 22 Nov 2024 - 20:05 WIB

Datuk ITB