"Setuju," jawab saya. Kami berpisah dengan Arif meski tujuan sama-sama ke Bungku.
Dari bandara ke Bungku ternyata jauh sekali: 1,5 jam. Melintasi jalan Trans Sulawesi. Menyusuri pantai.
Di warung ikan bakar tadi saya banyak bertanya soal kehidupan orang kampung dekat bandara. Kenapa begitu sejahtera. Karena nikel?
BACA JUGA:Yamaha dan Kawasaki Bersaing di Segmen Motor Sport Bikin Pengendara Makin Penasaran.
"Bukan Pak," jawab si warung.
"Lalu karena apa?"
"Kelapa sawit," jawabnya.
Orang-orang di kampung itu rata-rata punya kebun sawit antara 5 sampai 10 hektare. Makanya di sepanjang jalan saya melihat banyak kebun sawit.
Ternyata justru sawit lebih dulu mewabah di Morowali –jauh sebelum nikel.
Morowali ternyata tidak harus identik dengan nikel. Mungkin saja sawit di atas nikel di bawah.(Dahlan Iskan)