Sejarah Perang Jawa, 1741 - 1743

Selasa 07 Nov 2023 - 13:41 WIB
Reporter : JOKO WALUYO
Editor : JOKO WALUYO

BACA JUGA :Film Touching The Void, Aksi Gila Naik ke Puncak Gunung Berbahaya

Para pemberontak Tionghoa menyerang ibu kota Sunan Pakono 2 di Kartosuro, membuatnya terpaksa melarikan diri bersama keluarganya.

Akhirnya, Cakraningrat 4 merebut kembali kota tersebut pada Desember 1742, dan pada awal 1743, pemberontak Tionghoa terakhir menyerah, mengakhiri Perang Jawa.

Dampak Perang Jawa

Setelah berakhirnya Perang Jawa, Belanda semakin mengukuhkan kekuasaannya di Jawa melalui perjanjian dengan Pangeran Pakubuwono 2.

BACA JUGA:5 Tujuan Pengenalan Air dalam Olahraga Renang

Pembantaian etnis Tionghoa di Batavia dan pemberontakan yang diikuti menjadi titik awal keruntuhan hubungan antara Tionghoa dan Belanda di pulau ini.

Perang Jawa juga memiliki dampak lainnya, termasuk terjadinya perpecahan di Kesultanan Mataram.

Setelah perang, hubungan antara pemimpin lokal menjadi tegang, dan wilayah Mataram dibagi menjadi dua, Kesultanan Surakarta di bawah kepemimpinan Pakubuwono III dan Kesultanan Yogyakarta di bawah Mangkubumi.

Cakraningrat 4 dari Madura, yang terlibat dalam perang, mendapat keuntungan dengan memegang wilayah di pulau itu.

Perang Jawa antara 1741 dan 1743 adalah contoh nyata kompleksitas hubungan kolonial di Indonesia pada abad ke-18.

Dari pembantaian etnis Tionghoa di Batavia hingga perpecahan di antara pemberontak, peristiwa ini mencerminkan tantangan dan konflik yang dialami Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda.

Meskipun perang ini berakhir, dampak dan intriknya tetap terpatri dalam sejarah pulau Jawa, mengingatkan kita akan perjuangan yang mengiringi perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan.

Kategori :

Terkait

Rabu 08 Nov 2023 - 15:22 WIB

Sejarah Perang Jawa, 1741 - 1743

Selasa 07 Nov 2023 - 13:41 WIB

Sejarah Perang Jawa, 1741 - 1743