BACA JUGA:Ini Alasan Kenapa Harus Nonton Film 14 Peaks: Nothing Is Impossible
Peristiwa Kunci dalam Perang Jawa
Perang Jawa benar-benar meletus pada tahun 1741 ketika konflik di Batavia memicu gelombang perlawanan di Jawa Tengah dan Timur.
Sunan Mataram Pakono, pemimpin lokal, memilih mendukung pemberontak Tionghoa sambil berpura-pura membantu Belanda.
Pada 1 Februari 1741, pertempuran pertama pecah di Pati, dan konflik segera menyebar ke seluruh Jawa Tengah.
Orang Jawa setempat turut membantu para pemberontak Tionghoa sambil berpura-pura melawan mereka, sehingga menimbulkan kebingungan di antara pasukan Belanda.
BACA JUGA:Film 14 Peaks: Nothing Is Impossible, Pendakian 14 Puncak Gunung
Selama pertempuran, tentara gabungan Tionghoa dan Jawa berhasil mendekati kota Semarang.
Namun, situasi menjadi semakin tidak stabil secara mental bagi para pemberontak Tionghoa setelah merebut kota-kota seperti Rembang, Tanjung, dan Jepara.
Pada Juni 1741, mereka mengepung kota Semarang.
Pangeran Cakraningrat 4 dari Madura, yang awalnya mendukung Belanda, akhirnya bergabung dalam pertempuran untuk membantu Belanda.
BACA JUGA:Fakta Menarik Film Touching The Void
Dengan kejam, ia membantai semua orang Tionghoa yang dapat ia temui dan berhasil memadamkan pemberontakan di Jawa Timur.
Ketika Belanda melancarkan kampanye militer pada tahun 1742, pihak lain dalam Perang Jawa ingin melanjutkan perang.
Hal ini mengarah pada perpecahan di pihak pemberontak, di mana Pangeran Cakraningrat 4 tidak diakui oleh beberapa pemberontak, dan Raden Mas Garendi terpilih sebagai pemimpin baru.
Sementara itu, Belanda berhasil merebut kembali sebagian besar kota di pantai utara Jawa.