Israel Gagal Usir Hamas

Minggu 19 Jan 2025 - 21:48 WIB
Reporter : Thom Yorke
Editor : Edi

RATIFIKASI KESEPAKATAN

OLEH: Sabpri Piliang

WARTAWAN SENIOR

AMBIVALEN menyelimuti sidang Kabinet Israel. Antara "menjilat ludah" kembali, gengsi, dan melanjutkan perang dengan Hamas.

Rencana Kamis, berubah ke Jumat. Dibuatlah satu asumsi. Penundaan karena Hamas tidak konsekwen, yang kemudian dibantah Hamas. 

Tak ada masalah dengan draf Trio: Mesir-AS-Qatar. Sejak awal, Hamas setuju. Draf menarik seluruh IDF dari Gaza, mundur dari Poros Netzarim yang membelah Gaza jadi dua, dan mundur dari lorong  Philadelphia. Itu substansi!

Pukul 19.00 waktu Jerusalem, 32 anggota Kabinet Perang Israel telah berkumpul. Selama enam jam perdebatan sengit terjadi. Kecemasan akan terulang peristiwa 7 Oktober 2023 menghantui delapan anggota kabinet Israel. 

BACA JUGA:Malam Pertama

Perdamaian, tanpa kemenangan adalah perdamaian terpaksa dalam pikiran delapan anggota kabinet. Perdamaian, tanpa kekalahan Hamas adalah "kemenangan bohong". 

Kemenangan, dengan kematian 46.000 lebih 'orang' Palestina, bukan kemenangan substantif. Justru, kematian ini,  sebentuk "kekalahan" terstruktur Israel yang akan dikenang dunia sebagai "holocaust" di abad milenial.

Sebelum peristiwa 15 bulan perang Gaza. Kaum Yahudi adalah korban 'holocaust' Perang Dunia II. Tidak kurang dari enam juta orang Yahudi tewas oleh kekejaman Nazi Jerman.

Kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina, menerawangkan dunia pada apa yang pernah mereka alami  oleh Adolf Hitler (Nazi).

BACA JUGA:Tingkatkan Akuntabilitas dalam Pengelolaan APBD

Dunia cemas. Takut-takut, Kabinet Israel tak jadi meratifikasi gencatan senjata enam Minggu. Yang akan dimulai hari Minggu (19/1).

Apalagi, yang terjadi di Jalur Gaza telah mencederai peradaban manusia modern. Jumlah 46.000 lebih, dan ribuan tertimbun bangunan, serta ratusan ribu terluka, adalah sebentuk kerentanan.

Kategori :