Raditya juga mengakui bahwa sistem sewa baterai sebenarnya memiliki potensi untuk berkembang, terutama di negara-negara dengan infrastruktur pendukung kendaraan listrik yang sudah matang.
Namun, kondisi di Indonesia saat ini dinilai belum sepenuhnya siap untuk mendukung model bisnis tersebut.
"Infrastruktur pengisian daya yang merata dan pemahaman konsumen yang baik sangat penting untuk kesuksesan sistem ini. Saat ini, kami melihat bahwa fokus pada kepemilikan penuh lebih relevan bagi konsumen kami," ujarnya.
Selain itu, adanya perbedaan budaya dan pola konsumsi antara Indonesia dan negara-negara lain turut memengaruhi keputusan Maka Motors.
Di Indonesia, konsumen umumnya lebih menyukai kepemilikan aset penuh, termasuk kendaraan dan komponennya, daripada model berbasis langganan atau sewa.
Masa Depan Maka Motors
Melalui peluncuran Maka Cavalry, Maka Motors berharap dapat memberikan solusi mobilitas listrik yang inovatif sekaligus menjawab kebutuhan pasar.
BACA JUGA:Yamaha Jupiter 2025 Reborn, Motor Bebek Modern dengan Desain Futuristik
Perusahaan juga berencana untuk terus mendengarkan masukan konsumen dan menyesuaikan strategi bisnisnya di masa depan.
Raditya menegaskan bahwa perusahaan tetap terbuka terhadap kemungkinan mengadopsi model bisnis baru jika kondisi pasar dan infrastruktur sudah lebih mendukung.
"Saat ini, prioritas kami adalah memberikan produk yang memberikan kepemilikan penuh dan kepuasan maksimal bagi konsumen. Kami percaya bahwa inovasi dan fokus pada kebutuhan pasar adalah kunci keberhasilan jangka panjang," pungkas Raditya.
BACA JUGA:United MT1500, Inovasi Motor Listrik Masa Depan yang Wajib Anda Miliki, Ini Dia Keistimewaannya!
Dengan keputusan untuk tidak menawarkan sistem sewa baterai, Maka Motors menunjukkan komitmennya dalam memberikan solusi mobilitas yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan konsumen Indonesia.
Langkah ini sekaligus menjadi pembeda yang menarik di tengah persaingan industri kendaraan listrik yang semakin ketat.