Celakanya, Laut Merah kini dikuasai oleh milisi Houthi (Yaman), yang juga merupakan 'proxy'nya Iran. Seandainya kedua lintas "Crude Oil" dari Selat Hormuz-Samudra Hindia, dan Terusan Suez-Laut Merah terhenti karena perang total Iran-Israel. Harga Minyak bisa saja melonjak dari 20-100 persen.
BACA JUGA:Mantap! Nikmati Keleluasaan Transaksi dengan Kenaikan Limit BRI, Berlaku per 29 November 2024
Sepertinya, asumsi ini sangat masuk akal. Kedua negara, tahu menjaga diri masing-masing. Untuk tidak terlalu jauh masuk ke dalam konflik berbahaya.
Buktinya, seperti dilansir Harian terkemuka Inggris "The Guardian" (26 Oktober 2024). "Otoritas penerbangan sipil Iran di Teheran, melanjutkan aktivitas penerbangan komersial mulai jam 09.00 pagi (05.30 GMT).
Analisis ini, saya paparkan dengan asumsi logis. Lihat saja, setelah serangan Israel ke Teheran. PM Inggris Keir Starmer meminta Iran untuk tidak menanggapi serangan tersebut. Timur tengah perlu menghindari eskalasi regional.
Israel sendiri mengakui, mereka tidak menyerang instalasi minyak atau nuklir Iran. Pejabat Israel juga menyebut, eskalasi lebih lanjut tidak menguntungkan siapa pun. Mereka hanya menyerang fasilitas produksi rudal.
BACA JUGA:Fitur Kirim Barang Brimo Mudahkan UMKM
Iran dan Israel, keduanya memahami efek pantul-memantul yang tidak berkesudahan. Bila balas-membalas antara keduanya tidak dihentikan. Iran dan Israel akan hancur bersama.
Sudah merupakan naluri, 'agresi akan minus reaksi' (aksi minus reaksi). Salah satu pihak harus diam dulu untuk menetralkan situasi dalam beberapa minggu, atau bulan. Bila, ingin menyerang atau membalas lagi. Lakukan dalam beberapa minggu atau beberapa bulan mendatang.
Perang Iran-Israel, masih belum akan berskala besar. Iran akan melanjutkan pembalasannya dengan terus memperkuat 'proxy-proxy'nya ('shadow war'): Hezbollah dan Houthy. Sementara Hamas sejak kehilangan seluruh pemimpin terkemukanya: Yahya Sinwar, Ismail Haniyeh, Mohammad Deif, Marwan Issa, Saleh Al-Aroury, tengah mencoba jalur diplomasi.
Karena itu, Hamas akan dipimpin oleh satu komite, hingga Pemilu Gaza berlangsung Maret tahun 2025. Hamas juga tidak perlu dulu menggemborkan pemimpin baru saat ini. Karena itu hanya akan memancing Israel melakukan pembasmian terhadap pemimpin Hamas yang baru terpilih nantinya.
BACA JUGA:BSCE BRI 2024, Ajang Pegawai BRI Tingkatkan Layanan ke Nasabah
Akan seperti apa kelanjutan konflik Iran-Israel, yang bermula dari konflik Israel-Hamas? Serangan Israel ke Teheran dini hari tadi, dan serangan Iran ke Tel Aviv (1 Oktober lalu). Menunjukkan satu hal!
Iran dan Israel, tidak bisa menghindari. Apa yang tidak mereka lihat. Kehancuran dan perdamaian, bisa saja mendekat. Atau sebaliknya terus menjauh. Kuncinya ada pada Israel dalam isu Palestina.*(Sabpri Piliang)