Israel-Iran Berhitung Akibat

Minggu 27 Oct 2024 - 19:45 WIB
Reporter : Thom Yorke
Editor : Thom Yorke

SERANGAN KE TEHERAN

OLEH: Sabpri Piliang

WARTAWAN SENIOR

"Orang yang sedang marah. Biasanya bertindak tidak proporsional, berlebihan. Buatlah musuh kehilangan keseimbangan. Selanjutnya, peganglah kendali". Israel versus Iran, siapa yang pegang kendali? 

Apa yang ditulis Robert Greene, dalam buku 'bestseller', "48 Laws of Power" sejalan dengan ungkapan Presiden Rusia Vladimir Putin. Perang regional Timur Tengah akan meluas pada skala perang total. Sekali lagi, siapakah yang akan pegang kendali? Mengapa Israel hilang kendali?

Ketidakadilan historis terhadap bangsa Palestina, sejak 75 tahun lalu (baca:Nakhba). Hingga terjadinya peristiwa "Banjir Al Aqsa" 7 Oktober 2023, telah merembet ke mana-mana. Palestina adalah 'sentrifugal',  yang kemudian mengarah ke luar. Menyebar kemana-mana!

Lebanon, Suriah, Irak, Iran, dan mungkin (sukar di prediksi), bisa merambat ke Yordania, dan negara-negara Teluk (GCC) yang sedang menikmati kemakmuran.

BACA JUGA:Camino Parkir

Semalam dini hari (26 Oktober 2024), Israel membom Kota Teheran (Iran), sebagai balasan serangan rudal Iran ke Tel Aviv (Ibukota Israel, 1 Oktober lalu). Apakah Iran akan membalas serangan ini? 

Bila Iran langsung membalas, maka skala total Perang Timur Tengah tidak akan terkendali. Terlebih bila Israel terpojok, Amerika Serikat (AS), suka atau tidak pasti akan langsung masuk ke kancah peperangan. 

AS bakal mengulangi peristiwa 1978, saat AS hengkang dari Negeri para mullah ini. Setelah 'proxy'nya kalah dalam sebuah revolusi rakyat yang berdarah-darah. Sang 'proxy' Raja Shah Reza Pahlevi beserta keluarganya melarikan diri ke AS.

Dua peristiwa penting yang menyertainya: Kedubes AS diduduki 444 hari oleh para Mahasiswa Iran, dan gagalnya  'Operasi senyap' . Operasi militer AS bersandi "Blue Light", dengan sejumlah Helikopter pembebas sandera bertabrakan sebelum sampai Teheran.

BACA JUGA:Pengguna Motor Injeksi Harus Tahu, Begini Gejala Injektor Mulai Rusak!

AS yang menganakemaskan Iran, bahkan kemesraan Iran-Israel bagai "dua anak kembar" AS, kini harus menjadi kompetitor sengit. Kejatuhan "Shahanshah", disebut-sebut menjadi kekuatan ke-5 terkuat di sisi persenjataan, harus berakhir lewat Revolusi Iran 1978.

Saya teringat dengan Dr. Richard Buckminster Fuller (1885-1983), seorang 'scientist' (alumni Harvard University) yang dijuluki "Kakek Masa Depan", atau dengan julukan lain "orang jenius paling bersahabat se-Planet (bumi)". 

Kategori :

Terkait

Jumat 22 Nov 2024 - 20:12 WIB

Perkuat Tugas dan Fungsi Saber Pungli

Jumat 22 Nov 2024 - 20:05 WIB

Datuk ITB