Thomas anak seorang suami istri yang dua-duanya berprofesi di bidang pembimbingan dan penyuluhan.
Saat SMA sang anak tergolong pandai. Terutama di pelajaran matematika dan fisika. Ia juara bidang itu. Dapat penghargaan dan hadiah uang.
Ia juga diterima masuk Pittsburgh University, ranking 67 di Amerika. Tapi Thomas pilih masuk collage dulu. Setelah tamat collage ia pilih kerja dulu sebelum kelak ke Pittsburgh University yang dua jam dari kampungnya.
Thomas dikenal pelajar yang pendiam. Ia sering di-bully karena pendiamnya itu. Juga karena bau badannya.
Dua lagi: ia sering menyamar dengan pakaian berburu. Lalu ketika pakai masker ia pilih masker dokter yang untuk operasi. Ia juga di-bully saat ditolak masuk tim menembak karena gagal waktu tes.
BACA JUGA:Gunung Padang Tertua dari Piramida Mesir? Begini Kritik dan Kontroversi dari Para Ilmuwan Dunia!
Selebihnya tidak ada yang tahu.
Sebenarnya ada yang tahu. Dua hari sebelum penembakan, Thomas sudah survei lokasi. Ia juga menerbangkan drone untuk mencari lokasi yang tepat. Di Amerika tidak ada orang yang mencurigai anak muda mainan drone. Apalagi Thomas berkulit putih dan terlihat culun.
Atap yang dipilih untuk menembak Trump itu adalah atap bangunan gudang peralatan mesin. Meski gudang bentuknya seperti gedung permanen. Atapnya rata. Khas gudang di tengah kota Amerika. Tidak terlihat seperti gudang.
Pemilik bangunan itu adalah perusahaan bernama Agr International Inc. Ini perusahaan permesinan. Termasuk desain produk.
Salah satunya mesin pembuatan botol, mesin pembuat desain botol dan mesin-mesin industri lainnya. Pusatnya memang di Butler di pedalaman Pennsylvania. Cabangnya tersebar di banyak negara Eropa dan Amerika Latin.
Posisi gedung Agr itu di sebelah kiri panggung, sedikit agak ke depan. Jaraknya hanya 110 sampai 120 meter dari podium.
Di depan panggung sebenarnya juga ada dua gedung beratap. Satu agak di kanan. Satunya lagi agak di kiri. Thomas tidak memilih salah satu dari dua atap itu. Ia pilih atap Agr. Mungkin dua atap itu dianggap terlalu dekat ke lokasi panggung. Bisa terlihat terlalu nyata. Mungkin juga Thomas tahu dua atap itu pasti akan ditempati penembak jitu dinas rahasia Amerika.
Memang, kenyataannya, dua atap itu ditempati penembak jitu dinas rahasia. Anehnya mengapa tidak segera menembak Thomas. Adakah fokus penembak jitu hanya ke atas podium? Ke orang-orang yang berpotensi menembak dari jarak dekat?
BACA JUGA:Penemuan Ruangan Purba Jadi Fakta Baru Mengejutkan dari Situs Gunung Padang, Ini Penjelasannya!