Jembatan Merah

Jembatan Merah--Tomy/Pagaralampos

BACA JUGA:Uniled Gelar ‘The Miracle of Al-Qur’an for Mental Health’

Untuk makan malam kami dipilihkan lokasi baru yang belum pernah saya bayangkan: di Pantai Jembatan Merah. Ini kawasan baru. Dulunya bernama kampung Holtekam.

Jembatan Merah itu dibangun menjelang Pekan Olahraga Nasional di Jayapura tahun 2021 lalu. Dengan adanya jembatan itu pantai Holtekam menjadi icon baru di Jayapura.

Dari kampung nelayan menjadi pusat kuliner water front.

Keindahan teluk ini bertambah lagi lantaran ada anak teluknya –di belakang jembatan itu. Di bagian terdalam teluk Jayapura itulah terbentuk anak teluk yang lebih kecil.

BACA JUGA:Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Pagaralam Raih Gelar Duta Literasi Indonesia

Teluk dan anak teluk itu dibatasi oleh daratan tipis seperti tangan panjang yang ingin menggapai daratan di seberangnya. Tangan itu seperti kurang panjang.

Tidak sampai menggapai daratan di seberang. Kurang sekitar 100 meter.

Kini sudah ada jembatan yang menghubungkan ujung tangan itu dengan daratan di seberangnya. Jembatan itu pun menjadi faktor tambahan keindahan. Seperti melengkung di atas laut. Ia menjadi penghias antara teluk dan anak teluk.

BACA JUGA:Kadisdikbud Pagar Alam Monitoring Ujian Sekolah 2025

Kami makan di pantai baru di dekat Jembatan Merah itu. Saya memuji arsitektur pantai resto ini. Restonya besar sekali. Terdiri dari banyak sektor.

Ada sektor sisi kolam renang untuk anak-anak. Ada sektor mirip bunga-bunga teratai –tiap satu bunga satu meja di atas air. Ada sektor gasebo-gasebo. Ada sektor lesehan di dekat air pantai.

Ada ruangan-ruangan formal ber-AC. Masih beberapa lagi. Pohon-pohon ketapang lama pun  dipertahankan.

Usai makan saya ke pantai kecilnya. Berpasir. Sambil kaki menyampari paris mata menatap Jembatan Merah yang bercahaya. Terlihat begitu dekatnya.

BACA JUGA:Asperindo Sumsel Nilai Pembatasan Biosolar Ganggu Aktivitas Logistik di Palembang

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan