Hati Robot

Hati Robot Oleh Dahlan Iskan--Tomy/Pagaralampos

BACA JUGA:Timnas Indonesia U-17 Berharap Tak Babak Belur Lawan Brasil U-17

Apalagi laki-laki. Yang ketika sakit sakitnya lama. Berbulan. Kian parah. Sudah dianggap akan mati. Sudah tidak diperhitungkan oleh teman-temannya.

Ketika transplant berhasil ia akan tergoda untuk segera unjuk diri: aku sembuh! Aku tidak sakit lagi! I will be back soon!

Maka pesan untuk tidak euforia itu saya ulangi lagi. Tidak boleh. Saya telepon keluarganya: tidak boleh menelepon Mas Olik. Cukup dapat kabar keadaan terbaru dari Bu Lilik.

BACA JUGA:Timnas Indonesia U-17 Berharap Tak Babak Belur Lawan Brasil U-17

Satu minggu kemudian saya dapat kabar Nisa sudah bisa mandi sendiri.

Bahkan sejak hari ketiga pasca diambil hatinyi. Mas Olik sudah diwajibkan turun dari tempat tidur. Harus mulai latihan jalan di sekitar tempat tidur.

Dua minggu kemudian saya dapat kabar: hati Nisa yang tinggal separo sudah mulai tumbuh. Selang-selang di tubuh Mas Olik mulai dilepas satu per satu.

Sudah harus latihan jalan di koridor rumah sakit.

BACA JUGA:Bobol Warung Warga, Dua Pemuda Bangun Rejo Diringkus Polisi

Memasuki minggu ketiga saya dapat kabar: Nisa sudah tidak dianggap pasien lagi. Kalau toh Nisa masih tetap tidur di tempat tidur yang sama, di sebelah suaminyi, tapi statusnyi sudah berubah sebagai penunggu pasien.

Akhir minggu ketiga Mas Olik sudah bukan lagi pasien. Sudah boleh "pulang" ke apartemen.

Saya pun tergerak untuk mengetes mereka: "Kapan pulang?"

Saya begitu lega ketika mendapat jawaban Nisa: "kami berencana pulang bulan Desember." Alhamdulillah. Puji Tuhan. Amitaba!

BACA JUGA:Bobol Warung Warga, Dua Pemuda Bangun Rejo Diringkus Polisi

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan