Awas, Mulutmu Harimaumu!

ilustrasi--Net

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Innalhamdalillahi nahmaduhu wa nasta'inuhu wa nastaghfiruhu wa nastahdihi wa na'udzubillahi min syururi anfusina wa min sayyi'ati a'malina, man yahdihi Allahu fa la mudhilla lahu wa man yudhlil fa la haadiya lah.

Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarika lah, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh. Allahumma salli wa sallim wa barik 'ala muhammad wa 'ala aalihi wa sahbihi wa man iqtada bi hudaahu ila yawmil qiyamah. Amma ba'du.

Hadirin yang dirahmati Allah, kadang kala malapetaka bersumber dari lisan. Gara-gara mulut blak-blakan, bisa membuat orang nginep di penjara. Gara-gara mulut blak-blakan, bisa membuat muka hancur tidak karuan.

Gara-gara mulut blak-blakan, keluarga malah jadi taruhan. Makanya ada istilah "mulutmu harimaumu", "lidah lebih tajam daripada pedang", "lidah memang tak bertulang", dan lain sebagainya.

BACA JUGA:Tenaga Perpustakaan Siap Berinovasi

Namun kalau dipikir-pikir, memang begitu kenyataannya. Lidah kita keseleo sedikit saja, bisa jadi urusan serius.

Oleh karena itu, kita perlu menjaga lisan, kalau memang kita mengaku umat Nabi Muhammad SAW, kita harus ingat pesan Beliau, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berbicara hal-hal yang baik, yaitu menjaga lisan, atau kalau memang tidak bisa, lebih baik diam saja."

Alat komunikasi yang satu ini memang harus dijaga dengan baik.

Kalau tidak, bisa jadi rumit. Tapi kadang orang sering lupa, termasuk kita, kalau bicara asal saja, tidak dipikir dulu. Padahal Islam telah mengajarkan etika bicara. Jika seseorang hendak berbicara, hendaklah dipikir terlebih dulu.

BACA JUGA:Bintang Liverpool Alexis Mac Allister Cari Pemain Timnas Indonesia

Kalau kita perhatikan, banyak hal yang berhasil tidaknya dan berjalan tidaknya, diukur oleh lisan dan kualitas komunikasi kita.

Seorang marketer bisa mendapatkan nasabah, umumnya ditentukan oleh kualitas komunikasinya.

Semakin bagus kualitas komunikasi si marketer, semakin besar peluang keberhasilannya. Sebaliknya, jika kualitas komunikasi si marketer buruk, jangan harap ia akan mendapatkan nasabah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan