Londo Ireng, Sejarah Kelam di Balik Julukan "Belanda Hitam"

Londo Ireng, Sejarah Kelam di Balik Julukan "Belanda Hitam"-net-kolase

KORANPAGARALAMPOS.COM - Pernahkah Anda mendengar istilah Londo Ireng? 

Di kalangan masyarakat Jawa, istilah ini sudah lama dikenal dan kerap digunakan dengan konotasi negatif. 

Selama bertahun-tahun, Londo Ireng kerap disematkan kepada orang-orang pribumi yang dianggap sebagai antek penjajah Belanda. Namun, benarkah itu arti sebenarnya?

Secara harfiah, Londo Ireng berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, Londo berarti Belanda dan Ireng berarti hitam. 

BACA JUGA:Thailand Selatan, Warisan Islam di Negeri Mayoritas Buddha

Awalnya, istilah ini bukan merujuk kepada pribumi kolaborator kolonial, melainkan kepada orang-orang Afrika yang direkrut oleh Belanda sebagai tentara di Hindia Belanda.

Pada awal abad ke-19, setelah banyak tentaranya gugur dalam Perang Jawa melawan Pangeran Diponegoro dan Perang Kemerdekaan Belgia, pemerintah kolonial mengalami krisis sumber daya militer. 

Sebagai solusi darurat, Belanda mulai merekrut budak Afrika dari wilayah yang kini dikenal sebagai Ghana, terutama dari suku Mossi, Fanti, dan Dagomba. 

Mereka disebut Zwarte Hollanders atau Belanda Hitam.

BACA JUGA:Sejarah dan Asal-Usul Sound Horeg: Ada Sejak 2000-an

Para tentara Afrika ini diberi kontrak militer dan digaji, meski kenyataannya perlakuan yang diterima tetap diskriminatif. 

Mereka dianggap warga kelas dua, satu tingkat di atas pribumi yang menempati kelas tiga dalam sistem sosial kolonial. 

Para prajurit Afrika ini dikirim ke berbagai medan konflik di Nusantara, termasuk dalam Perang Padri, Perang Aceh, dan ekspedisi ke Bali dan Timor.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan