Dinamika Suku Bunga, Respons Bank Sentral terhadap Kebijakan Perdagangan Global

Dinamika Suku Bunga, Respons Bank Sentral terhadap Kebijakan Perdagangan Global--

BACA JUGA:Donat labu kuning Lezat Dan Ekonomis Begini Bikinya!

Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde, pada Rabu lalu menyoroti tantangan besar yang kini dihadapi para pembuat kebijakan moneter global.

Dengan bank sentralnya yang baru-baru ini memilih bersikap hati-hati tanpa memberikan sinyal langkah berikutnya. “Tingkat ketidakpastian yang kita hadapi saat ini luar biasa tinggi. Menjaga stabilitas di era baru ini akan menjadi tantangan besar,” ungkap Lagarde.

Bank Indonesia dan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya pada Rabu (19/3/2025) guna menahan tekanan pelemahan rupiah di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global.

Jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa bank sentral kemungkinan akan memangkas suku bunga pada kuartal mendatang guna menopang pertumbuhan ekonomi.

BACA JUGA:Gerakan Ekonomi Lokal Pelaku UMKM

Berdasarkan konsensus ekonom dalam survei Reuters, sebanyak 19 dari 31 ekonom memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 5,75%. Sementara itu, 12 ekonom lainnya memperkirakan pemangkasan 25 basis poin.

Gubernur BI Perry Warjiyo bulan lalu mengakui pentingnya mendorong pertumbuhan. Namun, dengan rupiah yang telah melemah sekitar 2% sepanjang tahun ini meskipun ada intervensi valas berkala, bank sentral yang memiliki mandat menjaga stabilitas mata uang kemungkinan akan tetap memprioritaskan kestabilan nilai tukar dalam pertemuan kali ini.

Kepala Ekonom ANZ untuk Asia Tenggara dan India, Sanjay Mathur, mengatakan seperti dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari lalu, kondisi saat ini belum mendukung pemangkasan suku bunga.

“Rupiah kembali mengalami tekanan. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, kami memperkirakan BI akan menunda pemangkasan suku bunga hingga kondisi lebih stabil,” ujar Mathur.

BACA JUGA:Solusi Praktis Dan Ekonomis Begini Cara Membuat Puding Roti Tawar Yang Lembut Dan Lezat!

Jajak pendapat menunjukkan median perkiraan pemangkasan 25 basis poin menjadi 5,50% pada kuartal berikutnya, meski tidak ada konsensus yang jelas di kalangan ekonom. Hal ini mencerminkan ketidakpastian yang masih tinggi terhadap arah kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump.

Dengan risiko inflasi yang meningkat di AS akibat kebijakan tarif Trump yang tidak menentu, Federal Reserve diperkirakan akan menahan suku bunga lebih lama.

Kondisi ini berpotensi memaksa BI untuk tetap memprioritaskan stabilitas rupiah demi menghindari risiko arus keluar modal dari pasar negara berkembang.

Tag
Share