BATAS SABAR

ilustrasi--Net
Sebagai pemimpin baru Kanada, Mark Carney harusnya ”sowan” ke tetangga terdekatnya dulu: Amerika Serikat.
Duta Besar Kanada di Washington DC sudah berusaha untuk bikin janji bertemu Trump. Belum berhasil.
Saya sungguh ingin melihat live show pertemuan dua tetangga dekat itu di Gedung Putih. Apakah akan bertengkar seperti live dengan Presiden Ukraina Zelenskyy atau akan monolog seperti dengan pemimpin Irlandia, Martin.
Sambil menunggu lampu hijau dari Gedung Putih itu Carney pun "melanggar" tradisi para pemimpin Kanada sebelumnya: ia pergi ke Prancis dulu, lalu ke Inggris. Dua negara itu adalah mantan penjajah Kanada. Bahkan sampai sekarang pun Raja Kanada adalah Raja Inggris: Charles.
BACA JUGA:Taspen Salurkan THR kepada 3,14 Juta Peserta
Bahwa Carney ke Prancis dulu bisa jadi soal teknis saja. Bisa juga untuk menenggang rasa kecewa dari penduduk provinsi Quebec. Dua kali penduduk Quebec melaksanakan referendum: tetap menjadi bagian dari Kanada atau menjadi negara merdeka.
Referendum pertama di tahun 1980: "No" yang menang. Hampir 60 persen. Artinya: tidak mau merdeka. Di referendum kedua, tahun 1995, "No" menang lagi. Tipis sekali. Sekitar satu persen saja. Quebec nyaris merdeka.
Jalannya referendum kedua itu tidak bisa saya lupakan. Saat itu saya sedang di Amerika Serikat. Pemungutan suaranya disiarkan secara live. Perolehan angkanya kejar-kejaran. Sangat ketat. Emosional sekali. Kamera sering menyorot wajah-wajah yang tegang. Lalu wajah yang penuh duka di saat yang ingin merdeka kalah amat tipis.
Mereka ingin merdeka sejak lama: merasa dinomorduakan oleh pemerintah pusat yang dikuasai oleh mereka yang berbahasa Inggris.
BACA JUGA:Dukung Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah
Orang Quebec berbahasa Prancis. Waktu itu pemerintah memang hanya mengakui bahasa Inggris sebagai bahasa nasional. Baru belakangan bahasa Prancis juga dapat pengakuan yang sama.
Ini kebalikan yang terjadi di Amerika. Selama ini bahasa Spanyol diakui sebagai salah satu bahasa Amerika Serikat. Dua pekan lalu Presiden Donald Trump mengeluarkan dekrit baru: Amerika hanya mengakui bahasa Inggris sebagai bahasa nasional.
Carney sendiri tidak lancar dalam berbahasa Prancis. Tapi bisa. Berbeda dengan perdana menteri yang ia gantikan: Justin Trudeau. Dalam pidato perpisahan pekan lalu Trudeau mencampurnya dengan bahasa Prancis.
(Dahlan Iskan)