Program MBG Perlu Kolaborasi Semua Pihak

MAKAN GRATIS: Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari menyampaikan di Jepang, MBG dibikin secara bertahap.--Net

KORANPAGARALAMPOS.CO – Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukanlah pekerjaan mudah.

Sebagai contoh, negara semaju Jepang membutuhkan waktu puluhan, bahkan ratusan tahun untuk memulai program semacam ini.

Yang membedakan program MBG Indonesia dengan Jepang adalah, Indonesia tidak memulai dari kelompok yang kecil, melainkan serentak langsung pada semua kelompok sasaran.

Oleh karenanya, pekerjaan luar biasa yang butuh dukungan semua pihak.

BACA JUGA:Senayan Khawatir terjadi PHK PPPK

“Kami tidak bisa bekerja sendiri, pasti butuh kerja sama, kekompakan antarpihak, baik swasta, media, perguruan tinggi, dan pemerintah itu sendiri,” kata Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama Badan Gizi Nasional (BGN), Dr. Drs. Nyoto Suwignyo, MM, dalam Seminar Ilmiah Shokuiku – Nutrisi dan Edukasi yang digelar PT Yakult Indonesia Persada, Kamis (13/2).

Dia menjelaskan apa yang dilakukan Jepang sudah menjadi bagian yang dipelajari sebelum program ini ditetapkan.

Oleh karena itu, katanya, uji coba MBG di Indonesia yang baru saja dimulai harus berhasil.

“Kami sadari Jepang berhasil. Jadi prinsipnya trial and success, bukan trial and error. Kita cari bagusnya sehingga pelaksaaan MBG di Indonesia, uji coba langsung yang terbaik,” ucapnya.

BACA JUGA:Anggota DPR Sebut Honorer Beban Negara

Lebih lanjut, Nyoto Suwignyo juga memberikan apresiasi atas edukasi yang disampaikan peneliti di Institiut Kesehatan Masyarakat Nasional (Institut Kesehatan dan Gizi Nasional), Prof. Naomi Aiba, R.D., Ph.D terkait aspek hukum maupun edukasi terkait makan bergizi gratis. Apalagi BGN juga baru saja terbentuk bulan Agustus tahun 2024, pelaksanaan MBG di bulan Januari 2025. (net)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan