Tipuan Magelang

Disway--Disway

Terlalu sedikit yang tahu bahwa Daendels adalah kepanjangan tangan Napoleon Bonaparte, penguasa Prancis saat itu.

BACA JUGA:SUV Boxy Spesial untuk Indonesia, Jetour Siap Luncurkan Model Baru di Tanah Air, Ini Bocoran Penampakannya!

Daendels memang orang Belanda tapi ia dibenci kerajaan Belanda. Ia digolongkan tokoh muda yang ingin melakukan seperti revolusi Prancis di Belanda: raja harus ditumbangkan.

Itu berawal ketika ayah Daendels meninggal. Sang ayah seorang hakim. Daendels ingin menggantikan ayahnya sebagai hakim di daerahnya. Raja Belanda tidak menyetujuinya.

Sejak itu Daendels lari ke Prancis dan jadi patriot di sana. Ketika Prancis mengalahkan Belanda, Hindia Belanda otomatis menjadi jajahan Prancis. Maka adik Napoleon Bonaparte menugaskan Kolonel Daendels menjadi Gubernur Jenderal di Hindia Belanda. Pangkatnya dinaikkan menjadi Jenderal Kolonel --setingkat bintang dua.

Anda juga sudah tahu: Daendels harus berangkat ke Jawa secara sembunyi-sembunyi. Kawasan laut saat itu dikuasai Inggris, setelah kawasan darat Eropa dikuasai Prancis. Keberangkatannya tidak boleh diketahui Inggris.

BACA JUGA:Lurah Candi Jaya Apresiasi Realisasi Musrenbang

Maka Daendels berangkat ke Jawa naik kapal dulu jurusan New York! Enam bulan kemudian baru tiba di Anyer --ia takut langsung mendarat di Batavia. Dari Anyer ia jalan darat menuju Jakarta.

Zaman itu perjalanan dari Anyer ke Jakarta memakan waktu tiga hari.

Itulah sebabnya Jalan Daendels tahap satu dimulai dari Anyer ke Batavia. Lalu terus ke Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Gresik sampai Panarukan dekat Situbondo. Tujuannya: kalau Inggris ingin merebut Jawa Prancis bisa dengan cepat mempertahankan Jawa.

Daendels juga merombak struktur pemerintahan. Semula Jawa hanya dibagi dua provinsi. Yang di bagian timur beribu kota di Semarang. Lalu dipecah-pecah. Menjadi banyak karesidenan dan kabupaten.

BACA JUGA:SUV Boxy Spesial untuk Indonesia, Jetour Siap Luncurkan Model Baru di Tanah Air, Ini Bocoran Penampakannya!

Bupati pun mulai digaji. Agar jangan korupsi. Waktu itu korupsi merajalela. Daendels marah besar. Yang korupsi yang nilainya melebihi satu bulan gaji dihukum berat.

Perubahan struktur inilah yang mempengaruhi kesultanan di mana-mana. Termasuk di Yogyakarta. Revolusi Prancis ternyata telah membawa pengaruh juga sampai di Jawa meski pelaksanaannya lewat kerajaan Belanda --yang sudah tunduk ke kekuasaan Prancis.

Tentu saya juga melihat tembok belakang Museum Diponegoro yang dijebol itu. Itulah lubang tempat Diponegoro meloloskan diri malam-malam ketika Belanda mengepung rumahnya. Lubang itu sangat besar agar  kudanya juga bisa melewatinya. Pun para pengikutnya. Dari sini Diponegoro, 40 tahun, lolos dari kepungan. Ia bersembunyi di Gua Selarong.

Tag
Share