Perusuh Bocor

Disway--Disway

Nicky dan Dewi harus ikut bermalam di situ: besok paginya mereka yang jadi pelatih senam di halaman tengah. Yakni di dekat "lorong bambu" yang panjang.

BACA JUGA:Toyota Kijang Innova Reborn Terlahir Kembali, Jawaban untuk Keluarga Modern, Ini Penampakannya!

Suami dokter, Hady Marzuki, pilih tidak ikut senam. Sejak dari Jakarta ia membawa alat pruning.

Ia pilih keliling kebun memotongi ranting-ranting jambu putih, juwet putih, rambutan binjai, kelengkeng merah, jeruk Bali, dan banyak lagi.

Siangnya saya lihat banyak kulit rambutan berserakan –tanpa saya menuduhnya melakukan pruning sekalian merasakan rambutannya.

Malam itu saya sendiri, bersama istri, tidur di rumah tipe desa di seberang jauh rumah bambu.

BACA JUGA:Destinasi Memukau Pantai Paling Cantik di Sumatera Utara, Simak!

Sebenarnya saya menginginkan hidup berdua di rumah bambu itu. Istri tidak mau. Dia takut rumahnya roboh ditiup angin. Dia pilih di rumah lama, rumah asli desa ini.

Istri saya juga tidak ikut senam. Ia sibuk di dapur. Dapurnya di bagian belakang kolong Rumah Manado.

Di depan dapur itu kolong rumahnya terbuka. Ada tiga meja besar nan panjang. Tempat duduknya dingklik kayu.

Tiga-tiganya, pagi-pagi, sudah penuh dengan makanan.

BACA JUGA:Wajib Kalian Kunjungi Ada Danau Tiga Warna, Disini Tempatnya!

Ada perusuh yang menghitung: 12 jenis masakan. Si Galuh Banjar memang bangun pukul 03.00: menyiapkan semua menu itu.

Saya lihat banyak yang memotretnya sebelum memakannya. Mungkin baik juga kalau foto itu di-share di kolom komentar.

Inilah daftar makanan yang masih saya ingat: gule kambing, sayur asam, terong goreng, woku kepala ikan, sambal selayah besar, pecel lele, dadar jagung, tempe goreng, bandeng krispi.

Tag
Share