Hidup Baru

Disway--Disway

"Saya terus berpegang pada doktrin itu. Sampai sekarang," ujar Chris.

BACA JUGA:MAKA Motors, Motor Listrik dengan Filosofi Matematika dan Cinta Tanah Air, Ini Ulasan Lengkapnya!

Sayang sekali Nurhadi akhirnya meninggal dunia. Tujuh tahun terakhir Nurhadi merasa baru memulai hidup baru.

Hidup baru itu dimulai saat ia berumur 88 tahun, di tahun 2017. Di tahun itu ia mulai belajar serius: bagaimana bisa menyanyi seriosa.

Menyanyi yang lain ia sudah pandai, tapi harus bisa yang seriosa. Seminggu dua kali Nurhadi belajar lagu-lagu Italia. Yakni di lantai dua rumahnya yang menghadap lapangan golf Bukit Darmo.

Guru seriosanya bernama Zhang Xiao Jia. Zhang lahir di Korea Utara, besar di Harbin (Tiongkok paling utara), lalu, saat tour ke Indonesia, dia jatuh cinta pada Surabaya.

BACA JUGA:Generasi Innova Zenix Hadir, Lalu Bagaimana Kabar Innova Reborn?

Di Surabaya, Zhang kawin dengan seorang pengusaha yang juga punya hobi menyanyi Seriosa: Budijanto Teguh. Zhang kemudian menjadi WNI dan mengajar seriosa di Surabaya.

Ketika sang guru merayakan ulang tahun, sebuah konser seriosa digelar meriah. Nurhadi didaulat menyanyikan Sing Sing So dan Rayuan Pulau Kelapa (lihat Video yang menyertai tulisan ini).

Nurhadi memang punya hobi menyanyi. Sejak kecil. Meski sekolah di SMP Tionghoa, di  Malang, Nurhadi menyukai lagu-lagu Jawa. Khususnya lagu dolanan. Ia sering mengikuti anak-anak Malang yang keliling kota untuk mengamen. Ia suka ikut menyanyikan lagu "Onde-Onde Isi Kacang, Rambute Konde Sikile Pincang" yang dinyanyikan para pengamen itu.

Di usia 88 tahun itu Nurhadi benar-benar mulai hidup baru. Di samping mulai belajar lagu-lagu seriosa, tahun itu ia juga berhasil membagi habis warisan untuk lima orang anaknya. Ia mulai merasakan bagaimana hidup tanpa memiliki saham sedikit pun di begitu banyak perusahaan yang ia dirikan.

BACA JUGA:Yamaha EZ115 2024 Telah Diresmikan, Yuk Lihat Spesifikasinya Disini!

Nurhadi hanya sekolah sampai kelas dua SMP. Waktu itu ia punya pikiran: kalau pun lulus SMP dan SMA tidak akan mungkin bisa masuk universitas. Sama-sama tidak akan bisa kuliah untuk apa harus menunggu tamat SMA. Lebih baik berhenti di kelas dua SMP. Toh kemampuan membaca dan menulis sudah cukup. Berarti bekal untuk hidup sudah cukup.

Maka Nurhadi mulai bekerja. Ia ikut kakak sulung jualan hasil bumi. Kulakan di desa-desa di Malang, dijual di Surabaya. Lama-lama Nurhadi berpikir: begitu banyak ongkos angkut yang dikeluarkan. Kalau dihitung-hitung sudah bisa untuk membeli truk bekas.

Akhirnya ia beli truk bekas: merek Chevrolet. Sering rusak. Ia pun bikin bengkel truk.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan