Kawin Thinking

Disway--Disway

Saat itulah muncul pertanyaan kritis di otak John: bagaimana lima ras utama itu terbentuk. Ia semakin penasaran karena dari lima ras utama itu lantas lahir 18 ras berikutnya (lihat foto).

BACA JUGA:Kapolres Salurkan Peralatan Belajar dan Makanan Bergizi

Sejak itu John tidak percaya teori ras. Sampai sekarang. Ras itu tidak ada.

Oatmeal saya sudah habis. Diskusi masih akan panjang. Maka saya berdiri: tepak bekas oatmeal itu saya isi tomat. Empat buah. Saya masukkan microwave empat menit. Tomatnya lunak. Saya cacah dengan sendok. Sampai jadi air-tomat. Saya seruput pakai sendok yang sama.

John mengambil roti. Pun istrinya. Itu roti bikinan John sendiri. Saya suka kangen pada roti made in John. Saya akan memakannya nanti. Setelah tomat. Sedang untuk makan siang saya akan membuat burrito.

Di TV lagi ada pertandingan basket NCAA: Kansas University melawan North Carolina.

BACA JUGA:Dukung Kemandirian Siswa, Hadirkan Produk Tata Boga

Kansas City unggul. Pemainnya terlihat 4 berkulit hitam, satu berkulit putih. Di tim North Carolina lima-limanya berkulit hitam.

"Waktu Anda kuliah di KU berapa pemain yang kulit hitam?"

"Dua orang," ujar John. "Beberapa tahun kemudian yang berkulit hitam tiga orang," tambahnya.

Lalu muncul kebijakan yang berkulit hitam boleh empat orang. Yang satu berkulit putih sebagai pengatur permainan.

BACA JUGA:Wapada, Sedini Mungkin Cegah DBD

Waktu itu muncul pendapat kalau lima-limanya kulit hitam akan kacau. Perlu ada satu atau dua kulit putih sebagai perekat kerja sama tim.

Tak lama kemudian muncul tim yang semua pemainnya kulit hitam: dari Universitas North Texas. Juara. Sejak itu tidak ada lagi pikiran bahwa pemain berkulit hitam kurang cerdas dan kurang bisa kerja sama.

Di saat masih ada pikiran lama, di Amerika muncul yang disebut street basketball. Yakni anak-anak kulit hitam yang bermain basket di pinggir jalan, di taman, di tempat parkir. Di mana pun ada ruang.

Tag
Share