Pesona Alam dan Sejarah yang Tersembunyi, 4 Benteng Kalamata Antara Sejarah dan Pesona Alam yang Menggoda

Pesona Alam dan Sejarah yang Tersembunyi, 4 Benteng Kalamata Antara Sejarah dan Pesona Alam yang Menggoda-Kolase by Pagaralampos.com-pagaralampos

BACA JUGA:Bikin Geleng-geleng Kepala, Ini Misteri dan Sejarah yang Tersembunyi di Gunungkidul

Dengan usia yang mencapai 481 tahun, Benteng Kalamata tidak hanya menawarkan arsitektur yang khas berbentuk kura-kura, tetapi juga menyimpan kisah panjang dari masa kolonial Portugis hingga kini menjadi objek wisata yang terkenal.

Benteng ini memberikan pandangan mendalam tentang masa lalu dan perjalanan sejarah Ternate.

-Sejarah dan Nama Alternatif

Benteng Kalamata memiliki beberapa nama yang mencerminkan berbagai fase sejarahnya. Selain dikenal sebagai Benteng Kalamata, tempat ini juga disebut Benteng Kayu Merah dan Benteng Santa Lucia.

BACA JUGA:Membuka Tabir Misteri dan Sejarah yang Tersembunyi di GunungKidul

Desain benteng yang menyerupai kura-kura dipilih karena dianggap sebagai bentuk yang paling efektif untuk pertahanan. Nama Kalamata diambil dari seorang pangeran Ternate, Kaicil Kalamata, pada masa ketika Belanda menguasai benteng tersebut.

-Perjalanan Sejarah Benteng Kalamata

1. Fase Portugis (1540): Benteng Kalamata pertama kali didirikan oleh Antonio Vigaveta atau Fransisco Serao sebagai bagian dari upaya Portugis untuk memperluas pengaruh mereka di Ternate.

Namun, benteng ini mengalami kekalahan dalam pertempuran melawan Sultan Baabullah pada 1575, yang mengakibatkan pengunduran Portugis.

BACA JUGA:Membuka Tabir Misteri Sejarah dan Legenda Colenak, Lezatnya Kuliner Khas Cianjur

2. Fase Spanyol (1575-1663): Setelah Portugis, Spanyol menguasai benteng ini hingga 1663, meskipun sering terlibat dalam persaingan dengan Belanda.

3. Fase Sultan Tidore (1798): Benteng Kalamata kemudian berada di bawah kekuasaan Sultan Tidore ke-19.

4. Fase Inggris (1801): Inggris mengambil alih benteng ini pada tahun 1801.

5. Fase Belanda dan Pengosongan (1810-1843): Benteng ini kembali berada di bawah kekuasaan Belanda dan ditinggalkan pada tahun 1843.

Tag
Share