Mengenal 5 Tradisi Unik di Sumatra Selatan Bekas Pusat Kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Ini Dia Tradisinya!

Reporter: Edi |

Editor: Almi |

Minggu , 18 Aug 2024 - 16:21

Mengenal 5 Tradisi Unik di Sumatra Selatan Bekas Pusat Kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Ini Dia Tradisinya!-foto: net-

mengenal 5 tradisi unik di sumatra selatan bekas pusat kejayaan kerajaan sriwijaya, ini dia tradisinya!                            koranpagaralampos.co - sumatra selatan merupakan daerah yang tidak hanya kaya akan sejarah dan budaya, tetapi juga memiliki beragam tradisi unik yang telah berlangsung selama berabad-abad. 
wilayah ini, yang pernah menjadi pusat kerajaan sriwijaya, menyimpan warisan budaya yang masih dijaga hingga saat ini.
 berikut ini adalah lima tradisi khas dari sumatra selatan yang menarik untuk dikenali.
1. tradisi lepas burung
saat perayaan imlek tiba, masyarakat sumatra selatan memiliki tradisi unik yang dikenal dengan sebutan "lepas burung." 
baca juga:kuliner tradisional ngawi, menyantap hidangan ikonik dari jawa timur!
tradisi ini biasanya dilakukan di vihara-vihara, di mana para pengunjung akan melepaskan burung pipit ke alam bebas.
 menurut kepercayaan masyarakat setempat, melepaskan burung dipercaya dapat mengurangi karma buruk dan membuka jalan bagi kelancaran rezeki.
semakin banyak burung yang dilepas, semakin ringan pula dosa yang diyakini ditanggung oleh seseorang. 
selain menjadi bagian dari ritual spiritual, tradisi ini juga memberikan dampak ekonomi yang positif bagi pedagang yang menjual burung dan bunga di sekitar vihara.
baca juga:lomba seru hari kemerdekaan, permainan tradisional dan modern untuk semua usia!
 tradisi ini menjadi simbol harapan akan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
2. bekarang iwak
bekarang iwak adalah tradisi menangkap ikan secara bersama-sama yang dilakukan oleh masyarakat palembang di sungai lacak.
 tradisi ini hanya dilaksanakan satu kali dalam setahun, dan menjadi momen kebersamaan bagi masyarakat setempat. 
pada hari pelaksanaan, masyarakat dapat mengambil ikan di sungai tersebut secara gratis.
baca juga:menjaga tradisi, sejarah panjat pinang yang tetap bertahan hingga kini!
sebelum hasil tangkapan dibawa pulang, ikan-ikan tersebut akan dipisahkan berdasarkan ukuran. 
ikan yang besar akan diberikan kepada tetua adat untuk dijual, dan hasil penjualannya digunakan untuk kepentingan umum seperti pembangunan masjid atau jembatan. 
sementara itu, ikan kecil dapat dibawa pulang oleh warga sebagai hasil panen bersama. 
tradisi ini menunjukkan semangat gotong royong serta kebersamaan yang kuat di kalangan masyarakat palembang.
baca juga:makanan khas purwokerto yang menggoda lidah, sajian tradisional dengan rasa istimewa!
3. tradisi tepung tawar
tradisi tepung tawar merupakan salah satu ritual adat yang sangat dihormati di sumatra selatan, terutama di palembang. 
tradisi ini terdiri dari tiga jenis, yaitu untuk tujuan tolak bala, pernikahan, dan perdamaian. 
tepung tawar tolak bala biasanya dilakukan oleh keluarga yang sering mengalami kesialan atau musibah sebagai bentuk permohonan perlindungan kepada allah swt.
tradisi ini telah ada sejak masa kesultanan palembang darussalam dan telah berlangsung selama ratusan tahun. 
baca juga:melihat sejarah suku mebtawai: tradisi gigi runcing suku mentawai
keunikan tradisi tepung tawar di sumatra selatan dibandingkan dengan daerah melayu lainnya adalah mereka tidak menggunakan tepung sebagai bagian dari ritual, melainkan menyuapkan ketan kunyit dan ayam kepada orang yang menjadi subjek ritual.
 meskipun sederhana, tradisi ini memiliki makna spiritual yang dalam bagi masyarakat setempat.
4. sedekah rame
sedekah rame adalah tradisi masyarakat suku lahat di sumatra selatan yang dilakukan sebagai wujud syukur atas hasil panen dan harapan agar panen berikutnya berjalan lancar. 
tradisi ini biasanya digelar oleh para petani sebelum musim panen dimulai. 
baca juga:menikmati cita rasa autentik lombok, kuliner tradisional yang mengugah selera!
acara diawali dengan pembakaran kemenyan, disusul oleh penyampaian amanat dari para tetua adat, dan diakhiri dengan doa bersama.
puncak dari acara sedekah rame adalah kegiatan makan bersama. 
hidangan telah disiapkan oleh para ibu, dan seluruh warga berkumpul dalam suasana kekeluargaan. 
tradisi ini tidak hanya menjadi simbol rasa syukur, tetapi juga mempererat hubungan sosial di antara para petani dan masyarakat sekitarnya.
baca juga:apa saja makanan khas samarinda? ini 7 kuliner tradisional samarinda dengan cita rasa unik
5. ngobeng
ngobeng adalah tradisi makan bersama yang sudah mendarah daging di masyarakat palembang. 
tradisi ini biasanya dilakukan pada acara-acara penting seperti pernikahan, syukuran, atau perayaan hari besar agama. 
dalam tradisi ngobeng, orang-orang duduk bersila membentuk lingkaran dengan hidangan yang disajikan di tengah.
makanan yang disuguhkan biasanya berupa lauk pauk lengkap yang bisa dinikmati bersama-sama. 
baca juga:menyelami ragam cita rasa khas karawang yang menggoda lidah!
filosofi dari tradisi ngobeng adalah untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan dan semangat gotong royong di antara sesama.
kebersamaan dalam satu meja makan tanpa batasan kelas sosial atau status menjadi cermin keharmonisan masyarakat palembang.
melestarikan warisan budaya sumatra selatan
lima tradisi di atas merupakan contoh kecil dari kekayaan budaya sumatra selatan yang masih dipertahankan hingga kini. 
baca juga:5 surga wisata di medan yang akan membuat anda terpukau
tradisi-tradisi tersebut tidak hanya memiliki nilai sejarah dan spiritual, tetapi juga berfungsi sebagai alat pemersatu masyarakat. 
di tengah arus modernisasi, melestarikan tradisi ini adalah tanggung jawab bersama agar generasi mendatang tetap bisa menikmati dan memahami akar budaya yang telah diwariskan.
sebagai bekas pusat kerajaan sriwijaya, sumatra selatan membuktikan bahwa warisan leluhur tidak hanya tercermin dari monumen bersejarah, tetapi juga dari tradisi hidup yang diwariskan dari generasi ke generasi. 
semoga tradisi-tradisi ini terus terjaga dan menjadi bagian dari identitas masyarakat sumatra selatan.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Pagaralam Pos, 20 September 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan