Hamil Tua

Disway--Disway

Para tamu yang ke rumah Prabowo juga ada yang mampir ke rumah Airlangga. Atau, sambil antre menunggu giliran diterima Prabowo ada yang mampir ke rumah Airlangga.

BACA JUGA:Bentuk Perayaan Kemerdekaan dan Kekompakkan Masyarakat

Malam itu terlihat ada Alun –nama panggilan untuk pengusaha Jusuf Hamka. Sehari setelah ke rumah Airlangga itu Alun membuat pernyataan pers: mengundurkan diri dari kepengurusan Golkar. "Politik itu jahat," katanya seperti dikutip banyak media.

Anda sudah tahu: Jusuf Hamka ingin maju sebagai wakil gubernur DKI Jakarta. Bisa berpasangan dengan siapa saja. Ia terlalu berharap. Ia gagal. Pun sebagai bakal calon.

Jumat malam itu terlihat juga beberapa pengurus Golkar. Semuanya baik-baik saja. Agak malam dikit terlihat juga Ridwan Kamil, calon gubernur DKI Jakarta sekaligus Jawa Barat --mana yang pasti belum pasti.

Besoknya Airlangga mengundurkan diri sebagai ketua umum Golkar. Ini persoalan besar bagi para calon kepala daerah yang ingin maju dari Golkar: siapa yang akan tanda tangan rekom pencalonan.

BACA JUGA:Evaluasi Kinerja Tim PTSP

Tentu dalam satu-dua hari akan ada penjabat ketua umum. Atau penjabat sementara. Atau pelaksana tugas. Tapi akan ada pertanyaan besar: bolehkah rekom untuk calon kepala daerah ditandatangani oleh seorang yang berstatus penjabat sementara.

Pernah terjadi seperti itu: tepat lima tahun lalu. Di saat kritis Pilkada seperti ini Ketua Umum Golkar Setya Novanto ditangkap KPK. Penjabat sementara ketua umum tidak berhak tanda tangan pendaftaran calon kepala daerah.

Saya ingat waktu itu: Ridwan Kamil tergopoh-gopoh mencari partai lain selain Golkar. RK beruntung. Ia dapat beberapa partai kecil. Popularitasnya sebagai wali kota Bandung memang tinggi. Banyak partai mengincar namanya.

Berhasil. Ia jadi Gubernur Jabar. Kalau boleh milih, RK akan dengan mudah bisa terpilih kembali di Jabar. Tapi Golkar menginginkan RK menjadi Gubernur Jakarta.

BACA JUGA:Mengenal Kuliner Khas Dumai, Kekayaan Rasa di Balik Hiruk Pikuk Kota Pelabuhan!

Rasanya RK terserah partai saja. Di Jakarta pun ok. Bahkan dengan jadi Gubernur Jakarta peluang untuk menjadi presiden bisa lebih besar.

Anda sudah tahu: di Jakarta RK lagi dicarikan pasangan. Bisa dari PKS, bisa juga dari mana saja. Pesaing terkuatnya, Anies Baswedan, lagi terancam tidak dapat kendaraan.

Ibarat wanita hamil, soal RK ini sudah seperti hamil tua. Di saat menunggu kelahiran itulah bidannya berhenti.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan