Protes Ilmuwan Terhadap Penjegalan Riset Gunung Padang oleh Pihak Asing, Ada Apa?

Protes Ilmuwan Terhadap Penjegalan Riset Gunung Padang oleh Pihak Asing, Ada Apa?--

KORANPAGARALAMPOS.CO - Gunung Padang, situs arkeologi di Jawa Barat yang diyakini sebagai piramida prasejarah, kembali menjadi pusat perhatian internasional.

Kali ini, bukan karena temuan baru, melainkan karena kontroversi yang melibatkan penjegalan riset oleh pihak asing.

Riset yang telah diterbitkan dalam jurnal arkeologi internasional menghadapi tuntutan untuk dicabut oleh pihak asing, yang memicu protes dari tim ilmuwan Indonesia.

Dr. Ali Akbar, seorang arkeolog dari Universitas Indonesia dan anggota tim riset Gunung Padang, menyampaikan kekesalannya dalam wawancara dengan detikINET di Kampus UI Depok.

BACA JUGA:ASEAN Cup U-19 2024 -Timor Leste Pincang Hadapi Timnas U-19 Indonesia

Menurut Dr. Ali, penelitian yang berjudul "Geo‐archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia" telah diterbitkan di jurnal Archaeological Prospection oleh Wiley pada tanggal 20 Oktober 2023.

"Riset ini sudah masuk Archaeological Prospection sejak Desember 2022 dan melalui proses review selama 9-10 bulan. Lalu pada Oktober 2023 terbit. Praktis kami sudah tidak melakukan riset lapangan," ujar Ali Akbar pada Jumat, 22 Maret 2024.

Namun, kejadian aneh terjadi pada 28 November 2023 ketika ada berita di Nature yang menyatakan bahwa hasil riset Gunung Padang sedang diinvestigasi oleh Wiley.

Pada 1 Desember 2023, tim penulis menerima email yang menginformasikan adanya investigasi tanpa ada pemberitahuan langsung kepada penulis terlebih dahulu, tetapi malah diberitahukan kepada wartawan Nature.

BACA JUGA:Drakor Vigilante, Aksi Nam Joo Hyuk Menghakimi Penjahat yang Lolos dari Hukum

"Janggal ini menurut saya, karena sudah terbit dan tidak bilang ke penulisnya tapi malah bilang ke wartawan Nature," tambah Ali Akbar.

Dalam waktu satu bulan, riset yang telah melalui proses panjang selama hampir setahun tersebut dihadapkan pada ancaman pencabutan.

Disebutkan adanya keberatan dari pihak ketiga yang tidak disebutkan namanya, dengan alasan bahwa ada empat pakar anonim yang meragukan temuan tersebut.

Tim ilmuwan Gunung Padang sudah menjawab email tersebut dengan semua data pendukung, namun dinyatakan tidak cukup.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan