Tradisi Malam 1 Suro Bagi Masyarakat Jawa. Masih Dilestarikan Sampai Kini? Ini Faktanya!

Tradisi Malam 1 Suro Bagi Masyarakat Jawa. Masih Dilestarikan Sampai Kini? Ini Faktanya!--Net
Tradisi yang Dilakukan pada Saat Malam 1 Suro
Di beberapa daerah di Pulau Jawa, tradisi merayakan malam 1 Suro masih dipertahankan. Diantaranya Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta.
BACA JUGA:Petualangan Tak Terlupakan, Menggapai Puncak dan Menjelajah Hutan!
Di Solo, hewan istimewa bernama Kebo Bule (kerbau bule) muncul dalam perayaan Malam Pertama Suro.
Ia juga dikenal sebagai Kebo Bule Kyai Slamat dan keturunannya.
Nenek moyang Kebo Bule adalah hewan Klangenan, atau hewan kesayangan Raja Pak Buwono II.
Ia telah menjadi hewan favorit sejak istananya terletak di Caltasula, sekitar 10 km sebelah barat istana sekarang.
BACA JUGA:Petualangan Tak Terlupakan, Menggapai Puncak dan Menjelajah Hutan!
Berbeda dengan Solo, di Yogyakarta, perayaan malam pertama Suro biasanya diadakan dengan membawa keris dan benda pusaka sebagai bagian dari parade karnaval.
1. Mubeng Benteng
Tradisi atau ritual ini dilakukan sebagai bentuk penebusan dosa atau pengendalian diri dan sebagai permohonan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Makanan Khas Bantul yang Unik dan Legendaris, Lezatnya Kuliner Tradisional
Malam harinya Benteng Mben dilakukan dengan berjalan kaki dari Keraton Yogyakarta, dari alun-alun utara menuju kawasan barat (Kauman), selatan (Beteng Kulon), timur (Pojok Beteng Wetang), lalu utara lagi, dan kembali ke Istana.
Saat sedang Mubeng Benteng, para abdi dalem mengenakan pakaian khas Jawa dan bertelanjang kaki.
Di belakangnya, masyarakat menyaksikan prosesi tersebut.