Antre Maling

Disway--Disway

BACA JUGA:FASI Pagaralam Berjaya di Kejuaraan Paralayang

"Demokrat". Lalu ceramah soal mengapa Demokrat.

"Anda Republik?” tanya saya ke laki-laki jangkung yang juga lebih setengah baya.

"Demokrat".

Demokrat. Demokrat. Demokrat. Semua Demokrat.

BACA JUGA:Indeks Literasi 81,74 dan Kegemaran Membaca 67,0

Ada satu yang Republik. Wanita. Setengah baya. Berpakaian cantik. Seperti baru keluar dari salon. Atau dia tidur tengkurap tadi malam setelah dari salon kemarin sore.

Si salon tidak ikut antre. Dia mondar-mandir di sebelah antrean. Dari belakang ke depan, balik lagi ke belakang. Dia berteriak-teriak memuji Trump. Memaki Presiden Joe Biden.

Si ceriwis ganti berteriak ke arah Si salon. Memaki Trump. Lalu disusul teriakan Si Pirang. Tidak sahut-sahutan karena Si salon tidak pernah memutus mulutnyi. Dia monolog. Semua yang merespon dari antrean juga wanita. Tidak ada laki-laki yang ikut urusan perempuan.

Si salon berhenti sendiri. Ngacir ke arah mobil-mobil televisi di belakang sana. Mungkin berniat orasi di depan kamera.

BACA JUGA:Mobil Listrik. Wuling Motors Indonesia Resmi Umumnkan Cloud EV 2024. Ini Penampakkannya!

Kalau betul pukul 09.00 sidang dimulai mestinya setengah jam lagi antrean bisa bergerak maju. Tidak ada tanda-tanda itu. Memang di jalan depan pengadilan sudah kian sibuk. Mobil searah kian banyak. Kamera-kamera televisi kian siap di pinggir jalan. Dari antrean di bagian tengah tidak bisa melihat detil suasana di jalan itu.

Sesekali lewat mobil yang dipasangi layar lebar di bagian sampingnya. Terbaca gerak digital di layar itu. Terbaca tulisan besar: Tiga Presiden yang memperkarakan lawan politiknya. Washington, Lincoln, Biden. Layar mati sekejab. Lalu muncul tulisan di layar lagi. Hero. Hero. Coward.

Itu iklan politik berjalan. Dari kubu Trump. Mengecam Biden.

BACA JUGA:Mobil Listrik. Wuling Motors Indonesia Resmi Umumnkan Cloud EV 2024. Ini Penampakkannya!

Tag
Share