Reje Kemala yang memimpin 13 kampung dan berkedudukan di Rikit Gaib.
BACA JUGA:Dari Perdikan Cahyana! Begini Sejarah Pembuatan Saka Tatal Masjid Agung Demak
BACA JUGA:Pasar Setan! 7 Kisah Misteri Gunung Lawu di Jawa Timur
Ada pula sumber yang berasal dari hikayat tentang para raja Aceh yang berkuasa sejak tahun 1280 sampai 1400.
Menurut versi literatur melayu tersebut berkaitan erat dengan sebuah penolakan masyarakat setempat untuk masuk Islam.
Kata Gayo diyakini sebagai modifikasi kata dari etnis Aceh yaitu ‘ka yo’, yang berarti takut.
Hal ini karena kelompok tersebut kemudian melarikan diri dengan mengikuti arah Sungai Peusangan ke hulu karena ketakutan.
BACA JUGA:Berbuka dengan yang Manis-manis, Ini 5 Kue Khas Nusa Tenggara Barat untuk Menu Takjil Berbuka Puasa
BACA JUGA:Segarr Bangett, Ini 5 Rekomendasi Minuman Khas Ramadhan di Nusa Tenggara Timur Wajib Dicoba guyss!
Setelah berhasil melarikan diri ke wilayah dataran tinggi di hulu sungai, kelompok ini masuk Islam dengan keinginannya sendiri.
Kelompok yang melarikan diri inilah yang kemudian yang diyakini menjadi cikal bakal dari Suku Gayo.
Ciri khas Suku Gayo dapat diamati dari cara hidup serta hasil budaya yang masih dapat diamati hingga saat ini.
Masyarakat Gayo dalam kesehariannya berkomunikasi menggunakan bahasa Gayo sebagai bahasa daerah.
BACA JUGA:Memikat Lidah, 6 Rekomendasi Makanan Khas NTT yang Cocok Jadi Santapan Menu Buka Puasa Ramadan!
BACA JUGA:6 Makanan Khas Ramadan di Indonesia yang Paling Populer, Adakah yang dari Daerahmu?
Sebagian besar Suku Gayo memeluk agama Islam, di mana agama ini berpengaruh besar pada tradisi lokal.