Rumah adat Suku Gayo berbentuk panggung yang dikenal dengan nama Umah Pitu Ruang yang berarti rumah tujuh ruang.
Pakaian adat Gayo untuk laki laki disebut Aman Mayok, sedangkan untuk perempuan disebut Inneun Mayok.
Masyarakat Gayo hidup dalam komunitas kecil yang disebut kampong yang dipimpin oleh seorang gecik. Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok belah (klan).
BACA JUGA:Mengenal Berbagai Sejarah dan Budaya Kerajaan Kutai
BACA JUGA:Makna Tersembunyi di Balik 7 Fakta Illuminati Simbol Mata Tunggal
Kumpulan beberapa kampong disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim.
Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat, terdiri dari reje (raja), petue (petua), imem (imam) dan rayat (rakyat).
Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas gecik,wakil gecik, imem, dan cerdik pandai yang mewakili rakyat.
Selain itu, dalam masyarakat Gayo garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal.
BACA JUGA:Ketahui! 7 Fakta Menarik Candi Gedong Songo
BACA JUGA:Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, Begini Sejarah Candi Gedong Songo
Suku Gayo menjadi salah satu kelompok etnis di Pulau Sumatera yang turut mewarnai keragaman masyarakat di Indonesia.
Masyarakat Suku Gayo sebagian besar mendiami daerah Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Timur, yaitu di Kecamatan Serba Jadi, Peunaron dan Simpang Jernih.
Suku Gayo juga terbagi menjadi tiga kelompok sesuai daerah asalnya, yaitu Masyarakat Gayo Laut yang mendiami daerah Aceh Tengah dan Bener Meriah, Gayo Lues yang mendiami daerah Gayo Lues dan Aceh Tenggara, serta Gayo Blang yang mendiami sebagian kecamatan di Aceh Tamiang.*