BACA JUGA:Tetap Berkiprah di Panggung Politik
Juara perusuh ini sampai memeragakan bagaimana menjaga keperkasaan alat vital laki-laki. Prostat memang terhubung dengan alat vital itu.
Ternyata, dari penuturannya, begitu banyak cara menjaga keperkasaan. Ada yang alat vitalnya harus dilatih digantungi besi. Tiap hari. Secara bertahap. Mulai dari besi seberat 2 kg. Naik ke 2,5 kg. Naik terus. Sampai 10 kg. Bahkan kalau bisa sampai 25 kg.
"Saya sendiri pernah melakukan sampai 25 kg. Tapi yang rutin saya lakukan adalah 10 kg," ujarnya.
Masih banyak teknik lain lagi. Mulai dari membetot, mengulir, sampai mengelus. Bahkan membanting-bantingkannya ke meja. Semua diperagakannya di depan pleno dengan kedua tangannya.
BACA JUGA:Motivasi Mahasiswa Berikan Kontribusi Bagi Masyarakat
Jangan ditanya lagi gemparnya pleno Jumat malam kemarin. Sampai Vivian Vanessa, awak Harian Disway, merebahkan kepalanya di meja. Dia tidak tahan tertawa. Dia masih jomblo. Lulusan summa cum laude dari Universitas Ciputra.
Beliau sendiri sedikit pun tidak tertawa. Wajahnya segar. Tampilannya tidak terlihat 70 tahun. Perkasa. Saya juga ingin seperti beliau: tidak cepat tua. Pun ingin tetap perkasa. Tapi saya bertekad tidak akan melakukan penggantungan besi itu. Mana tahan. Dan lagi dokter saya pasti melarang: itu tidak cocok di mata ilmu kedokteran.
Pleno pertama ini juga membahas penyakit lama Disway: sulit upload komentar. Setelah sukses dibahas di Agrinex dulu, keluhan itu menurun. Lalu belakangan naik lagi.
Tim IT Disway hadir lengkap di pleno itu. Termasuk ketua timnya: Acip Setiawan. Belajar tidak pernah berhenti. Ternyata belakangan lebih sering muncul ''serangan'' siber ke server Disway. Merusak sistem. Satu serangan diatasi muncul yang lain: lebih canggih. Media jenis baru ternyata punya kelemahannya sendiri. Apalagi kalau namanya cepat melejit.
BACA JUGA:Manchester City Mengukir Rekor Mengenaskan Usai Gagal Mengalahkan, Tim Papan Bawah Crystal Palace
Agenda pleno berikutnya: emas 6 ton. "Sampai seri ke 4 tulisan Disway belum berhasil mengonstruksikan kejadian sebenarnya," gugat seorang perusuh bernama Kuswandi.
Itu benar sekali.
Saya harus mengakui belum bisa merekonstruksikan seluruh potongan-potongan peristiwa. Dan itu utang saya. Peristiwa besar ini lepas dari liputan serius media. Saya pun baru tahu belakangan. Ibarat orang ketinggalan kereta saya harus mengejar. Caranya: buka-buka arsip media apa saja. Saya tidak mendapatkan gambaran utuh sama sekali. Saya hanya dapat potongan-potongan kecil sekali. Hanya serpihan. Belum ada keterangan dari sumber primer.
Saya pun masih sebatas menyajikan potongan-potongan. Angkanya pun kadang salah: soal 1,1 ton yang saya tulis hanya 152 kg. Hanya potongannya lebih besar. Dari beberapa sumber primer.
BACA JUGA:Duel Lazio vs Inter Milan, Diprediksi Misi Simone Inzaghi Lepas Kutukan Kandang Mantan