Lelah. Minum. Makan. Tikar. Di bawah pohon rindang. Tinggal satu sayangnya: tidak ada bantal.
Maka inilah pleno yang menantang: berpikir sambil mengantuk. Rupanya berpikir bisa membunuh kantuk. Buktinya, agenda serius dibahas dengan antusias.
Agenda itu datang dari perusuh sendiri: apa yang mereka hadapi. Atau apa yang dihadapi masyarakat sekitar mereka.
BACA JUGA:Ditubuh Manusia ada Cakra ? Cek Fakta Sebenarnya
Maka kami bahas tiga agenda utama: pendidikan, pertanian, dan penyediaan pupuk. Soal keperkasaan tidak diusulkan dibahas lagi.
Lalu siapa juara kedua dan ketiganya? Yang pialanya akan diserahkan di muktamar ke-3 perusuh tahun depan di Cianjur atau Sukabumi?
Saya pilih Pak Johannes Kitono dan Pak Novrianto Indra Huseni. Pak JK mampu memberikan pencerahan yang sangat terang di banyak hal: emas, pupuk, saraf, pendidikan. Novri bisa bercerita detail tentang problem petani dan penduduk desa. Novri memang perangkat desa. Di Blitar. Ia adalah perangkat desa yang bukan biasa-biasa saja.
BACA JUGA:Membangun Karakter dan Bakat Siswa
Matahari kian tinggi. Angin bertiup kian sejuk. Satu perusuh wanita mulai tewas di tikar. Tapi odong-odong sudah menanti: harus kembali ke hotel. Harus pulang ke daerah masing-masing.
Candi Prambanan nan indah pun mulai dipenuhi pengunjung. Stupa di puncaknya seperti tersenyum melambaikan selamat jalan. (*)