Misalnya, ketika hendak mendahului kendaraan di depan, teknik kickdown akan menurunkan gigi transmisi ke gigi lebih rendah untuk mendapatkan akselerasi yang cepat.
Menurut Danang, kickdown pada mobil matik yang dirawat dengan baik dan dilakukan pada waktu yang tepat tidak akan merusak transmisi.
"Sebagian besar transmisi AT konvensional aman-aman saja meski mobil sering di-kickdown, namun untuk CVT, ada beberapa kasus yang bisa menyebabkan kerusakan," katanya.
Transmisi AT vs CVT
BACA JUGA:Mobil Retro dengan Teknologi Masa Depan, Yuk Kenali Lebih Dalam Suzuki Lapin LC!
Perbedaan utama antara transmisi otomatis konvensional (AT) dan transmisi variabel kontinu (CVT) adalah cara kerja keduanya dalam mengubah rasio gigi.
Transmisi AT menggunakan beberapa gigi untuk mengatur rasio kecepatan, sedangkan CVT menggunakan sabuk baja dan puli yang dapat terus menyesuaikan rasio kecepatan tanpa batasan gigi tetap.
Karena karakteristik CVT yang lebih lembut dan tidak memiliki gigi tetap, CVT lebih rentan terhadap kerusakan jika terlalu sering dioperasikan secara spontan, seperti saat melakukan kickdown.
Pada transmisi CVT, sabuk baja dan puli bisa mengalami selip atau keausan lebih cepat jika teknik kickdown digunakan terlalu sering atau secara kasar.
Hal ini disebabkan oleh cara kerja CVT yang seharusnya lebih cocok untuk berkendara dengan akselerasi yang lebih halus dan tidak terlalu mendadak.
Perawatan yang Tepat Agar Kickdown Aman
Meskipun kickdown dapat memberikan akselerasi yang baik, penting untuk diingat bahwa perawatan transmisi tetap menjadi faktor kunci dalam menjaga umur panjang komponen transmisi.
Salah satu cara untuk menjaga transmisi tetap awet meski sering melakukan kickdown adalah dengan melakukan perawatan rutin, seperti mengganti oli transmisi pada waktu yang tepat.
BACA JUGA:Biar Awet, Ini Dia Cara Menghindari Kerusakan Baterai Mobil Listrik Saat Mengecas!
Oli transmisi yang kotor atau sudah tidak efektif lagi dapat menyebabkan gesekan berlebihan pada komponen transmisi, mempercepat kerusakan.