“Ini adalah perlombaan gelar yang lebih sengit dan lebih terbuka,”
BACA JUGA:Paul Pogba Berpeluang Jadi Pengkhianat Manchester United, Bebas dari Hukuman
BACA JUGA:Liga Italia - Como Menang Dramatis atas AS Roma dengan 2 Gol Injury Time
Meski Inter sering disebut sebagai favorit utama, Frattesi menegaskan bahwa status tersebut tidak serta-merta memberikan keuntungan otomatis.
“Pertandingan harus dimenangkan di lapangan,” katanya.
“Apa yang terjadi di luar hanya omongan belaka. Lihat saja tim seperti Manchester City atau Real Madrid, performa pemain tergantung pada konteksnya,”
Kekuatan Grup di Tengah Tantangan Frattesi juga menyoroti pentingnya kekuatan kolektif dalam menghadapi momen-momen sulit.
BACA JUGA:Piala Dunia Anterklub 2025, Lionel Messi Siap Habis-habisan
BACA JUGA:Liga Spanyol - Barcelona Dipecundangi, Tim Papan Leganes 0-1 di Kandang
“Di saat-saat negatif, kekuatan sebuah grup benar-benar terlihat,” ujarnya.
Ia mengingat bagaimana Inter harus bangkit setelah tersingkir dari Liga Champions oleh Atletico Madrid, sebuah momen yang menjadi ujian mental bagi tim.
“Itu terjadi pada kami setelah tersingkir dari Liga Champions melawan Atletico Madrid Kami harus menemukan kekuatan untuk segera maju,”
Mimpi yang Terus Hidup Frattesi menutup wawancaranya dengan keyakinan bahwa Inter Milan memiliki kapasitas untuk meraih Scudetto lagi, meskipun tantangannya lebih berat musim ini.
BACA JUGA:Pelatih Lazio Siapkan Formasi Baru Kontra Inter Milan
BACA JUGA:Marcus Rashford Bisa Bernasib Sama Kayak Jesse Lingard
Ia percaya, dengan kerja keras dan kekompakan tim, mimpi itu bisa terwujud.