"Hentakan ini sering kali disebabkan oleh oli transmisi yang sudah kotor atau komponen internal yang mengalami gangguan," ujar Lung Lung.
3. Penurunan Responsivitas Akselerasi
Gejala lain yang tidak kalah penting adalah penurunan responsivitas akselerasi.
Jika pedal gas diinjak tetapi mobil terasa lambat merespons, hal ini bisa menjadi indikasi adanya penumpukan kotoran di sistem transmisi.
BACA JUGA:Rekomendasi Mobil Bekas Toyota di Bawah Rp100 Juta, Ini Dia Mobilnya!
Selain itu, kerusakan pada sensor CVT juga dapat memengaruhi performa akselerasi kendaraan.
Pentingnya Deteksi Dini
Lung Lung menekankan bahwa deteksi dini sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada CVT.
Kerusakan yang dibiarkan terlalu lama bisa memerlukan biaya perbaikan yang cukup tinggi.
"Misalnya, mengganti belt atau pulley saja bisa menghabiskan biaya cukup besar, belum lagi jika kerusakan sudah melibatkan komponen internal lainnya," katanya.
Langkah Pencegahan
Untuk menjaga agar CVT tetap dalam kondisi optimal, perawatan berkala adalah kunci.
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
BACA JUGA:Hyundai Siapkan Deretan Mobil Hybrid untuk Pasar Indonesia, Ini Dia Mobilnya!
Ganti Oli CVT Secara Rutin: Oli transmisi yang bersih memastikan semua komponen bekerja dengan baik dan mencegah gesekan berlebih.